blank
Anggota Kepolisian Resor Temanggung dengan mengenakan alat pelindung diri (APD) memberikan motivasi kepada warga yang menjalani karantina di Balai Latihan Kerja (BLK) Temanggung dan memastikan mereka mentaati protokol kesehatan. (ANTARA)

TEMANGGUNG, (SUARABARU.ID) – Kepolisian Resor Temanggung memberikan motivasi kepada warga yang menjalani karantina di Balai Latihan Kerja (BLK) Temanggung dan memastikan mereka menaati protokol kesehatan.

Petugas jaga keamanan BLK Maron Iptu Heru Prasetyanto di Temanggung, Senin mengatakan pihaknya selalu memberi motivasi agar mereka menaati aturan kesehatan sehingga selalu sehat, agar cepat kembali ke tengah keluarga.

Ia mengatakan terdapat 11 orang yang kini menjalani karantina di BLK Temanggung karena hasil tes cepat mereka reaktif. Mereka adalah peserta ijtima ulama di Gowa, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu. Sebelumnya terdapat 30 orang yang menjalani karantina di BLK tersebut.

Berdasarkan hasil tes swab, sebagian dinyatakan positif COVID-19 dan kini menjalani perawatan intensif di RSUD Temanggung.

“Masih terdapat 11 orang yang kini menjalani karantina untuk menunggu hasil tes swab. Kami memastikan mereka menaati protokol kesehatan dan keamanan terjamin sehingga nyaman selama dikarantina,” katanya.

Heru mengatakan selama ini mereka telah menaati protokol kesehatan dengan menjaga jarak (social distancing), berperilaku hidup bersih dan sehat.

Ia menuturkan setiap hari warga yang menjalani karantina selalu diperiksa kesehatannya oleh petugas dinas kesehatan guna mengetahui perkembangan dan kondisi kesehatan. Olahraga diharuskan, namun dilarang yang membuat kerumunan, seperti sepak bola atau bola voli guna mengantisipasi potensi paparan COVID-19.

Pihak PMI Kabupaten Temanggung secara rutin menyemprotkan cairan disinfektan di area karantina.

Ia menyampaikan ada permintaan dari warga yang dikarantina agar masyarakat tidak mengintimidasi dan mengucilkan keluarga yang ditinggalkan di rumah.

“Jika memang tidak boleh ke mana-mana, maka masyarakat sekitar dan desa serta pemerintah dapat ‘ngopeni’ dengan memberikan kecukupan kebutuhan. Jika tidak maka sama saja dengan menghukum, kasihan keluarga mereka,” katanya.

Ant-Wahyu