blank
TETAP PENUH: Suasana Pasar Bintoro yang ada di jalan, masih tetap dipenuhi penjual dan pembeli, meski harus tetap menjaga jarak. Foto: heri priyono

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Terkait penerapan social distancing dan physical distancing pada pandemi Covid-19 ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, gencar melakukan sosialisasi penerapan jaga jarak antarpedagang di pasar.

Bahkan pihaknya telah meminta bupati dan wali kota untuk segera menerapkannya. Hal itu dilakukan dalam upaya untuk mengurangi kerumuman warga, guna menekan persebaran virus Corona.

Praktik penerapan pasar yang telah melakukan jaga jarak adalah Pasar Salatiga, dan terbaru adalah Pasar Bintoro Demak. Di pasar yang terletak di Jalan Sultan Patah Demak ini, pemberlakuan jaga jarak berlangsung sejak dua hari ini. Yakni dengan menempatkan pedagang di tengah jalan.

BACA JUGA : Bantul Bebaskan Retribusi Pedagang Pasar Rakyat Selama Sebulan

Pasar Bintoro Demak adalah pasar pagi yang mayoritasnya diisi oleh pedagang yang berjualan sayuran, ikan, buah, hingga aneka kebutuhan sembako, dan lainnya. Pasar tradisional ini selalu ramai, mulai dini hari sekitar pukul 00.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.

Pantauan di lokasi, dua baliho peringatan pencegahan virus Corona terpasang di pagar dekat pintu utama pasar. Di baliho tertulis kalimat berbahasa Jawa, yang bernada imbauan kepada pedagang yang berjualan di luar pasar, untuk menempati atau membuka dasaran di tempat yang disediakan Pemkab Demak. Mulai dari jalan depan pasar sampai Jembatan Kracaan hingga Jembatan Pecinan, mulai Rabu (29/4/2020) pukul 01.00 WIB.

Para pedagang yang biasa menempati tepian jalan sepanjang pasar itu, akhirnya berpindah ke tengah jalan. Mereka menempati di dalam garis kotak bercat warna kuning. Masing-masing kotak ukurannya sekitar 2×2 meter. Tercatat ada sekitar 110 kotak yang berada di sepanjang jalan depan gedung Pasar Bintoro.

blank
BERESKAN DAGANGAN: Usai berjualan, para pedagang harus segera membereskan dagangannya, karena jalan raya akan kembali dilintasi para pengguna. Foto: heri priyono

Kurangi Kerumunan
Menurut Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Bintoro Demak, Abdul Fatah, penataan pedagang dengan menjaga jarak ini memang berdasarkan imbauan dari pemerintah daerah. Sebelumnya, para pedagang berjualan dengan cara saling berhimpitan satu sama lain. ”Tujuannya untuk mengurangi penyebaran Covid-19,” kata Fatah yang ditemui di lokasi, Kamis (30/4/2020) pagi.

Pemerintah daerah pun memanfaatkan badan jalan raya ini untuk dipakai para pedagang. Sehingga mereka tidak berdagang dengan berhimpitan. Dengan menempati garis kotak yang juga diberi nomor, jarak pedagang satu dengan lain sekitar 1,5 meter hingga 2 meter.

Kebijakan pemerintah itu berdampak positif dalam bentuk pengurangan kerumunan. ”Pedagang bisa menempati jalan raya dari mulai pukul 00.00-06.00 WIB,” imbuhnya.

Pembatasan jam beroperasi para pedagang ini bertujuan, agar pengendara bisa kembali melintas di jalan raya itu. Bila stok dagangannya masih, pihaknya mempersilakan pedagang berpindah ke lapak yang berada di bagian dalam gedung pasar, tepatnya di lantai dua.

Abdul Fatah yang mewakili pedagang juga menuturkan, pihaknya setuju dengan kebijakan pemberlakuan pasar dengan menjaga jarak. Sebab, hal itu bisa menjadi upaya untuk mencegah penyebaran virus Corona.

blank
PILAH-PILAH: Seorang pembeli sedang memilah-milah dagangan yang hendak dibeli. Foto: heri priyono

Tetap Ramai
Bahkan paguyuban tak bosan-bosan mengigatkan pedagang dan pembeli untuk mengenakan masker. ”Ada imbauan dari Pak Gubernur, mulai tanggal 27 April kemarin, pedagang dan pembeli harus diwajibkan mengenakan masker,” sambungnya.

Dengan demikian, bila pihaknya menjumpai ada pedagang atau pembeli tidak mengenakan masker, maka akan diminta kembali ke rumah untuk membawa masker. ”Karena itu sudah menjadi peraturan, dan jadi kewajiban dari pedagang atau wakil pedagang,” jelas Fatah lagi.

Seorang pedagang yang berjualan di jalan, Ny Sumarmi (60) mengaku berdagang di jalan raya tidak membuatnya kehilangan pelanggan. Sebab, pelanggannya tetap bisa bisa mendapatkan barang yang dicarinya. ”Inggih, laris. Alhamdulillah laris,” kata Sumarmi, pedagang bawang merah dan cabai sembari sibuk melayani pelanggannya.

Kusri (52) pedagang lain di jalan raya, mengaku baru dua hari berjualan di tempat yang baru yakni di jalan raya. ”Biasanya saya jualan di emperan atau di atas trotoar. Sekarang di jalan raya. Agak sepi ini, karena jalannya kan ditutup,” ungkapnya.

Aktivitas pasar di jalan raya itu berlangsung hanya sampai pukul 06.00 WIB. Setelah itu, petugas dari Satuan Polisi Pamong Praja meminta pedagang untuk berpindah. Mengingat jalan raya harus kembali dilintasi. Baik dari arah Kudus maupun dari arah Semarang.

Heri Priyono-Riyan