blank
Suana olah TKP tenggelamnya Anto Dwi Surya Kurniawan (13), pelajar warga Desa Wado, Kecamatan Kedungtuban, Blora. (Foto : SB/ist).

BLORA (SUARABARU.ID)  –  Sehari setelah Yasir (55) tewas kesetrum jebakan tikus, warga Kecamatan Kedungtuban, Blora, Jawa Tengah, kembali digegerkan seorang remaja tewas tenggelam di saluran irigasi, Kamis (23/4/2020).

Remaja yang bernasib nahas itu bernama Anto Dwi Surya Kurniawan (13), warga Desa Wado, Kecamatan Kedungtuban, Blora. Pelajar itu tewas di saluran irigasi usai ber-wifi-ria dilanjutkan berenang bersama kawan-kawanya.

“Iya benar, Anto tewas tenggelam di saluran irigasi Bendungan Mursafa Desa Sogo, Kecamatan Kedungtuban,” jelas Kapolres Blora, AKPB Ferry Irawan melalui Kapolsek Kedungtuban, Iptu (Pol) Suharto.

Korban tenggelam, lanjutnya, sudah dievakuasi sekitar pukul 15.30 WIB. Kejadian bermula sekitar pukul 14.00 WIB korban diajak internetan (ber-wifi-ria) oleh M. Rendra Fahrezi, di Warkop 33 Desa Wado.

Saat di Warkop 33, korban diajak kawan lainnya ke saluran irigasi Desa Sogo untuk bermain air. ‘’Tidak berapa lama, Rendra Fahrezi menyusul berenang dan bemain air di saluran irigasi,’’ jelas AKP Suharto.

“Para remaja itu, termasuk korban, sempat berfoto dengan handphone (HP) secara bergantian,” tambah Kapolsek Kedungtuban.

Tidak Bisa Berenang

Namun saat Rendra Fahrezi hendak gantian memotret, sudah tidak melihat lagi Anto Dwi Surya Kurniawan di dalam saluran irigasi Bendungan Mursafa. Rendra memanggil beberapa kali korban, namun tidak ada jawaban.

“Kawan korban sempat mencari dan bertanya kepada beberapa orang, namun semua tidak tahu menahu,” tambah Iptu Suharto.

Lantas Rendra mencoba mencari-cari kedalam saluran irigasi, dan dia terkejut mendapati kaki korban tersangkut  di pintu air, selanjutnya dia berteriak minta tolong untuk mengangkatnya keatas.

Korban berhasil diangkat oleh warga. Selanjutnya diberitahukan ke perangkat desa, dan diteruskan ke Polsek Kedungtuban. Tidak berapa lama Kapolsek Iptu Suharto dan anggota tiba di TKP.

“Kami langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), dan meminta keterangan beberapa saksi,” kata Kapolsek Keduntuban.

Tim medis dari Puskemas Kedungtuban tiba di TKP untuk memeriksa (visum). Dari keterangan petugas medis, korban meninggal akibat banyak air yang masuk, dan menyumbat pernafasan.

“Hasil pemeriksan medis, tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan atau kekerasan pada tubuh korban,” terangnya.

 Namun dari keterangan beberapa saksi, lanjut Suharto, Anto Dwi Surya Kurniawan ternyata tidak bisa berenang. Sore itu juga Kapolsek bersama anggota dan tim medis menghantar jenazah kirban trenggelam ke rumah keluarganya.

Wahono/mm