blank
Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kabupaten Magelang Jumari

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID) – Agama mengajarkan pentingnya menumbuhkan jiwa kemanusiaan, solidaritas dan juga tolong–menolong. Saatnya berbagi dalam kebahagiaan nenyambut Ramadan Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kabupaten Magelang Jumari mengatakan hal itu di kantornya Jalan Magelang-Jogja Km 11 Mungkid, Kamis (23/4).

Bulan Ramadan jangan hanya dimaknai sebagai ritual yang bersifat pribadi semata. Akan tetapi perlu juga diperluas maknanya menjadi ibadah yang mampu memberi pengaruh positif bagi kehidupan sosial.  Awal Ramadan 1441 Hijriyah dijalani dalam suasana yang penuh keprihatinan dengan adanya wabah penyakit corona virus disease (covid-19).

Tidak hanya pada bidang kesehatan, akan tetapi kehidupan ekonomi dan sosial juga ikut terdampak. Sudah sepantasnya setiap manusia yang beragama tergerak hatinya untuk berbagi meringankan beban hidup di antara sesama.

Dikatakan, tidak makan dan minum serta melakukan perbuatan lainnya yang dapat membatalkan puasa sebenarnya memiliki pembelajaran dalam pembentukan karakter hidup. Setiap manusia dilatih menahan hawa nafsunya. Perilaku yang sifatnya pemborosan dan juga bermewah- mewah merupakan godaan hawa nafsu yang perlu dihindari.

Harta yang berlebih seharusnya digunakan untuk memberikan sedekah dengan cara berbagi. Banyak masyarakat yang kehidupan ekonominya terdampak akibat dari kebijakan pembatasan aktivitas sosial akhir-akhir ini. Maka Bulan Ramadan merupakan momentum untuk melakukan gerakan kemanusiaan secara bersama-sama, salah satunya adalah dengan berbagi.

Gerakan berbagi perlu menjadi gerakan kemanusiaan kolektif seluruh elemen bangsa. Dalam situasi apa pun, Ramadan perlu disambut dengan kebahagiaan, karena keberkahan dan juga hikmah kebaikan di dalamnya. “Saatnya berbagi dalam kebahagiaan menyambut Ramadan ” katanya.

Jumari menambahkan, terkait pelaksanaan ibadah seperti Shalat Tarawih, sesuai dengan edaran Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Nomor: 03/EDR/I.0/E/ 2020 tentang Tuntunan Ibadah Dalam Kondisi Darurat Covid -19, disebutkan bahwa apabila pada saat Ramadan kondisi darurat belum dicabut.

Karena itu pelaksanaan shalat tarawih dilakukan di rumah masing-masing, termasuk juga kegiatan lainnya seperti ceramah maupun buka puasa bersama di masjid maupun di tempat lainnya yang berpotensi menimbulkan kerumunan untuk ditiadakan dan sebaiknya dilakukan di rumah masing-masing.

“Sebagaimana hakikat puasa adalah menahan diri, maka saya mengajak semua pihak untuk bersikap rendah hati untuk mengikuti protokol kesehatan resmi, menahan diri untuk tidak merasa lebih kuat dan lebih pintar, supaya semua selamat,” katanya.

Muhammadiyah Kabupaten Magelang membuat kegiatan alternatif seperti pengajian menjelang buka puasa yang dapat disimak dari rumah masing-masing secara online melalui YouTube KajianMU MGL mulai pukul 17.00.

Eko Priyono-trs