blank
Nelayan kembalikan beras ke teras kantor Bupati Jepara,

JEPARA(SUARABARU.ID) – Bantuan beras paceklik yang telah diterima turun dari 5 kg menjadi 2,6 kg, 2.000 nelayan lebih di Jepara utara mengembalikan jatah beras bantuan itu ke Kantor BupatiJepara, Kamis (9/4/2020)

Dengan menggunakan tiga truk,  puluhan nelayan itu didampingi oleh Ketua Forum Nelayan (Fornel) Jepara Utara, Solikul Hadi yang anggotanya dari desa Mororejo hingga Desa Clering.

blank
Ketua Fornel Jepara Utara, Solikul Hadi

Menurut Solikul Hadi,  nelayan memutuskan mengembalikan beras karena kecewa terhadap keseriusan Pemkab Jepara dalam membantu nelayan.

“Ditengah dampak virus covid – 19, beras paceklik yang diberikan jumlahnya justru diturunkan hanya 2,6 kg /nelayan. Padahal hampir 10 tahun terakhir jumlahnya 5 kg /nelayan” ujar Solikul Hadi

Para nelayan yang mengembalikan beras ini diterima oleh Kabid Sosial di Dinsospermades, Joko Setyawanto dan Asisten II Sekda Jepara Mulyaji, di depan Kantor Bupati Jepara. Tokoh nelayan ini menilai Pemkab Jepara tidak memanusiakan para nelayan.

Sebab menurut Solikul, untuk membantu 11 ribu nelayan dengan bantuan 5 kg setiap orang,  dibutuhkan sekitar 55 ton beras atau senilai sekitar Rp.500 juta.

“Kenapa Pemkab tidak mampu mengalokasikan anggaran  untuk kami,  sementara untuk biaya perjalanan dinas pejabat ada alokasi anggaran sampai Rp. 46 miliar,” ujar Solikul Hadi.

Sementara Kabid Sosial Dinsospermades Jepara, Joko Setyowanto menjelaskan, penurunan jumlah bantuan beras karena  tahun ini tidak ada  program bantuan beras dari Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan dalam APBD Kabupaten belum ada alokasi lainnya.

Bantuan beras  yang saat ini dibagi untuk 11 ribu nelayan berasal dari Kantor Ketahanan Pangan dan Pertanian 60  ton, Disospermades 9,8 ton dan dari PLTU Tanjungjati B 15,8 ton. Sedangkan pada tahun sebelumnya ada bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebanyak 30 ton.

Sedangkan Assisten II Sekda Jepara, Mulyaji, menyatakan masalah ini akan menjadi bahan evaluasi pihaknya. “Masalah ini akan segera dibahas dengan pihak-pihak terkait,” katanya.

Memang, karena bantuan dari Provinsi Jawa Tengah tidak ada pada tahun ini, membuat alokasi bantuan beras paceklik bagi nelayan menjadi berkurang, pungkas Mulyaji.

Hadi Priyanto

blank