blank
Kepala Dinas Kesehatan Grobogan, Slamet Widodo, memberikan keterangan dalam jumpa pers. Foto : Hana Eswe.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Pemerintah Kabupaten Grobogan tengah menyiapkan rencana pengadaan alat rapid tesi covid-19. Upaya tersebut dilakukan sebab Pemkab Grobogan hanya mendapatkan bantuan alat tersebut dari pusat sebanyak 80 unit.

blank
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, Slamet Widodo. Foto: hana Eswe

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan, Slamet Widodo Dalam konferensi pers yang digelar di Posko Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 Selasa malam (7/4/2020).“Jumlah ini tentunya sangat minim. Karena itu, kita lakukan pengadaan atau pembelian rapid test sendiri,” ujarnya.

Sementara bantuan rapid test yang diterima sudah didistribusikan ke sejumlah pihak. Sebanyak 30 buah untuk RSUD dr Soedjati Purwodadi, 20 unit ke rumah sakit swasta, dan 30 unit lagi diserahkan ke puskesmas. Dengan jumlah yang terbatas, alat tersebut lebih diprioritaskan untuk tenaga kesehatan, pasien dalam pengawasan (PDP), dan Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Dengan pengadaan sendiri yang dilakukan Pemkab Grobogan, penggunaan rapid test bisa diperuntukkan ke jangkauan yang lebih luas. Yaitu, bisa disasarkan pada pemudik yang memiliki suhu badan 38 derajat saat diperiksa tim medis di posko pemantauan.

Kabupaten Grobogan sendiri saat ini belum terdapat kasus pasien dengan diagnosa positif covid-19. Namun, jumlah ODP yang terdata total 150 orang dan menyisakan 10 orang yang sedang dalam pemantauan.

Untuk jumlah kumulatif PDP ada 49 orang. Dari jumlah tersebut, yang masih menjalani perawatan di rumah sakit ada 11 orang dan yang sudah meninggal ada tiga orang. “PDP yang meninggal sudah ada tiga orang dan mereka hasil rapid test-nya negatif. Kalau untuk ODP, ada satu yang meninggal karena riwayat sakit TBC,” ucapnya.

Slamet juga menjelaskan, hasil swab untuk 10 pasien PDP yang dikirimkan ke laboratorium di Yogyakarta belum dikirim ke Grobogan. Hal ini mengingat banyaknya sampel swab yang diuji di laboratorium tersebut, sebab di wilayah Jawa Tengah, hanya di Yogyakarta yang dapat menerima uji sampel swab tersebut.

“Grobogan ada 10 PDP yang melakukan uji swab, termasuk yang meninggal. Sampel swab untuk tujuh orang dikirim bersamaan, sementara yang tiga orang baru menyusul Senin (6/4/2020) kemarin. Dengan adanya ini, kami berharap, masyarakat tetap memakai masker jika berada di ruang publik sekalipun itu masker kain untuk pencegahan,” jelas Slamet.

Selain melakukan pengadaan alat rapid test ini, Pemkab Grobogan juga menyiapkan ruang karantina. Salah satunya di gedung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Grobogan. “Tapi itu nanti menunggu persetujuan masyarakat sekitar. Saya berharap, masyarakat sekitar tidak perlu khawatir,” pungkasnya.

Hana Eswe-trs