blank
Ketua MGMP Tata Busana SMK Prov Jateng, Indria Mustika ketika memberikan penjelasan kepada Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. (Foto: Dok )

JEPARA (SUARABARU.ID) –  Virus corona yang disebut oleh WHO sebagai pandemi global mengakibatkan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan di Jawa Tengah   kesulitan  untuk mendapatkan Alat Pelindung Diri (APD), khususnya baju hazmat.

Kondisi itu mendorong Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah  Jumeri dan Ketua Musyawarah Kepala Sekolah SMK Provinsi Jateng untuk memberdayakan siswa SMK jurusan Tata Busana di Jawa Tengah untuk membuat pakaian hazmat dengan bahan   spundbond.

blank
Gubernur Jawa Tengah, meneliti desaian baju APD karya siswa SMK .( Foto : Dok )

Dengan menggandeng Musyawarah Guru Mata Pelajaran Tata Busana Provinsi Jawa Tengah, pembuatan baju hazmad ini dikerjakan oleh siswa   di 46 SMK yang memiliki jurusan Tata Busana. Juga pembuatan masker oleh beberapa SMK.

Baju APD sebanyak 1.300 karya siswa SMK tersebut diserahkan kepada Gubernur JawaTengah Ganjar Pranowo di Wisma Perdamaian Semarang, Rabu (8/4-2020).  Penyerahan dilakukan oleh Ketua MKKS SMK Jateng, Samiran disaksikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Jateng Jumeri dan Kabid SMK, Heri Wuljanto.

Sedangkan dari MGMP Tata Busana Provinsi Jawa Tengah hadir Ketua  MGMP, Indria Mustika  bersama pengurus yang lain, Muhdar, Ismi Aida dan Sri Wuryani.

blank
Gubernur Ganjar Pranowo melihat masker karya siswa SMK

Pada kesempatan tersebut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan apresiasi terhadap APD karya siswa SMK. “Harapan saya bisa dikembangkan, sebab APD ini masih sangat dibutuhkan oleh fasilitas kesehatan yang ada,”ujar Ganjar Pranowo.

Inovasi pembelajaran ini yang sangat kita perlukan ditengah-tengah usaha  kita menghadapi covid-19. “           Baik juga jika para siswa diarahkan untuk membuat masker tiga lapis yang dijual ke umum dengan harga yang wajar. Jika perlu mereka diberi modal agar bisa belajar wiraswasta,” ujar Ganjar.

Dalam masa seperti ini jangan berikan tugas mata pelajaran ke anak terlampau banyak. “Fokus saja pada kegiatan yang inovatif, kreatif dan produktif untuk anak-anak,” pinta Ganjar Pranowo.

Hadi Priyanto

blank