blank
Ibadah Kamis Putih yang dilaksanakan GKJ Purwodadi jelang Jumat Agung, setahun silam, untuk tahun ini digantikan ibadah perenungan bersama keluarga di rumah masing-masing. Foto : Hana Eswe/dok.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Sepekan lagi, umat Kristiani merayakan Jumat Agung dan Minggu Paskah. Namun, tahun ini, mereka semua terpaksa merenungkan makna Paskah dengan suasana yang berbeda. Sebab, wabah covid-19 ini memaksa mereka beribadah bersama keluarga di rumah.

Beberapa gereja menerapkan ibadah Minggu menggunakan streaming lewat kanal Youtube. Namun, berbeda yang dilakukan jemaat di GKJ Purwodadi. Hal itu diungkapkan Pdt Tyas Budi Legowo.

Saat dihubungi suarabaru.id, Pdt Tyas, sapaan akrabnya, menjelaskan, kebaktian Minggu yang biasanya diadakan di gereja, dalam situasi seperti ini dilakukan di rumah masing-masing jemaat. Termasuk pada menjelang peringatan Wafat Isa Almasih dan Minggu Paskah.

“Selama ini, kita sudah melakukan kebaktian di rumah-rumah. Ibadah harian, ibadah Minggu, ibadah hari besar Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Sepi, Minggu Paskah juga akan dilakukan di rumah-rumah.”

“Dalam situasi normal warga didorong punya kebiasaan ibadah keluarga atau membuat mezbah keluarga. Sekarang itu makin terasa dijalani sebagai ibadah harian di rumah yg berpuncak pada ibadah Minggu di rumah,” jelas Pdt Tyas.

Ibadah di rumah ini dilakukan hingga masa tanggap darurat wabah covid-19 habis. Pdt Tyas menyatakan dalam situasi normal warga didorong punya kebiasaan membaca kitab suci secara pribadi tiap hari dan berbagi getaran panggilan dari pembacaan Alkitab itu pada beberapa orang via aplikasi percakapan instan.

“Sekarang makin terasa manfaatnya, ketika menjadi pemimpin ibadah keluarga dengan khotbah dari berbagi getaran pembacaan Alkitab hari itu. Ibadah di gereja dalam situasi normal didesain sebagai ibadah yang dipimpin atau dilayani oleh keluarga. Petugasnya bapak, ibu, anak-anak. Sekarang makin diterapkan dalam ibadah di keluarga-keluarga.

Aksi Puasa Dialihkan

blank
Untuk menghindari kerumunan, kerja bakti di sekitar halaman gereja yang biasanya diadakan jelang kebaktian juga ditiadakan. Foto: Hana Eswe/dok.

Masa Prapaskah menjadi kewajiban umat Kristiani untuk melakukan puasa. Aksi puasa ini diimani sebagai penghayatan menjelang wafatnya Yesus Kristus. Salah satunya dengan memberikan persembahan aksi puasa.

“Sebelum Paskah ada masa Pra Paskah. Biasanya ada puasa pra paskah dalam bentuk persembahan dan hasilnya untuk pasar murah.”

“Sekarang ini untuk menghindari kerumunan pasar murah ditiadakan dan akan diganti membagi makanan siap saji, seminggu sekali selama satu bulan juga membagi paket sembako, sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan sesudah Paskah kepada yang membutuhkan,” tambahnya.

Sementara di gereja lain beberapa menggunakan live streaming, di GKJ Purwodadi sudah membiasakan ibadah keluarga dengan panduam yang tertulis pada liturgis yang disusun gereja tersebut. Termasuk di masa tanggap covid-19 ini.

Hana Eswe-Wahyu