blank
Ruang isolasi pasien yang terdeteksi Virus Corona di RSUD Tidar, Kota Magelang, (Bag Prokompim, Pemkot Magelang)

MAGELANG (SUARABARU.ID)-Banyak yang belum tahu seberat apa pekerjaan dokter dan paramedis yang merawat pasien yang terindikasi Covid-19 di ruang isolasi.

Salah satu contohnya di RSUD Tidar, Kota Magelang, yang merupakan rumah sakit pertama yang merawat pasien yang terserang penyakit itu.

Tentu pekerjaan dokter dan perawat di RSUD Tidar sama dengan Rumah Sakit Tentara dr Sudjono, Rumah Saki Jiwa Prof dr Soerojo Magelang maupun rumah sakit lainnya, yang juga merawat pasien dengan penyakit yang sama.

Mereka berada di baris terdepan perang melawan Virus Corona. Bekerja dengan dedikasi tinggi mempertaruhkan nyawa, karena berperang melawan virus yang tidak terlihat oleh mata telanjang.

Juru Bicara Penanganan Covid-19 Kota Magelang dr Sri Harso menceritakan, baik dokter maupun perawat harus menahan rasa haus dan lapar, serta menahan buang air kecil maupun besar.

Karena selama bertugas mereka tidak boleh makan, minum, buang air kecil dan besar.

‘’Saya melihat sendiri betapa berat tugas dan perjuangan mereka. Tidak makan, minum, buang air kecil dan besar. Tetap dengan sepenuh hati harus memberikan perawatan terhadap pasien terindikasi Covid-19,’’ ujar dr Sri Harso.

blank
dokter Sri Harso, Juru Bicara Penanganan Covid-19 Kota Magelang

 

 

 

 

 

 

 

Melihat kondisi psikologi semacam itu, lanjutnya, dia menginstruksikan untuk melakukan roling petugas medis yang bertugas di ruang isolasi. Baik itu di RSU Tidar, RST dr Soedjono dan RSJ Soeroyo.

‘’Saya mewajibkan satu minggu bertugas dan satu minggu libur bekerja. Selain itu, wajib digilir bagi seluruh petugas medis di rumah sakit, tidak hanya bertugas terus menerus di ruang isolasi,’’ ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang, kemarin.

Mengingat pekerjaannya yang bertaruh nyawa, maka pihaknya akan memberikan penghargaan sertifikat kepada petugas medik yang bertugas dalam penanganan Covid-19.

Sertifikat ini setidaknya memberikan kebanggaan bagi mereka karena, pernah terlibat di garda terdepan melawan virus corona.

Dalam bertugas, tambah mantan Direktur RSUD Tidar, rumah sakit juga harus memperhatikan asupan makanan bergizi dan suplemen vitamin untuk menjaga vitalitas mereka.

‘’Saya juga berterimakasih kepada masyarakat yang sudah memberikan bantuan kepada rumah sakit sebagai suport terhadap kerja keras tenaga medis,’’ ucapnya.

Dokter spesialis syaraf itu menambahkan, untuk alat pelindung diri (APD) pada awalnya memang terbatas. Tetapi setelah bantuan dari pusat dan upaya dari Gugus Tugas Covid-19, sekarang ini sudah memiliki stok yang tidak mengkhawatirkan. Meski standar keamananya masih dikisaran 80% belum sesuai standart SNI.

Dari kerja keras para dokter dan tenaga medis, pada Kamis (2/3) tidak ada lagi pasien terindikasi Covid-19 yang dirawat. ‘’Sebanyak 11 pasien yang dirawat sudah pulang dan sebanyak 6 pasien dinyatakan sembuh,’’ terangnya.

Sri Harso berharap tren positif ini akan berlanjut dan benar-benar tidak ada lagi warga yang terindikasi Virus Corona. (pro)

Editor : Doddy Ardjono