blank
Rektor UKSW Neil Semuel Rupidara, S.E., M.Sc

SALATIGA (SUARABARU.ID)- Informasi yang menyebutkan jika pasien pertama positif Covid-19 adalah salah satu akademisi sebuah Perguruan Tinggi (PT) swasta di Salatiga, mendapatkan tanggapan cepat UKSW. Melalui siaran pers yang disampaikan Humas UKSW Anggraini Upik pada Selasa (31/3) malam, Rektor UKSW Neil Semuel Rupidara, S.E., M.Sc., memberikan pernyataan resmi.

Baca juga UKSW Lakukan Tracking ‘Kasus’ Covid-19; Kampus Tutup Sementara

“Memperhatikan perkembangan terbaru dari penyebaran Covid 19 khususnya di Salatiga, di mana satu kasus positif terinfeksi Covid-19 sudah dikonfirmasi oleh Pemerintah Pusat dan diumumkan secara resmi pada hari ini oleh Wali Kota Salatiga dan teridentifikasi bahwa kasus adalah warga UKSW, maka perkenankan kami menyampaikan sedikit informasi kronologi peristiwa terkait kasus infeksi Covid-19 itu dan kebijakan pengelolaan kampus pascasituasi yang berkembang ini,” ungkap Neil Semuel Rupidara, diawal pembuka releasenya.

Penjelasan seputar infeksi Covid-19 pada warga UKSW, Neil menegaskan yang bersangkutan telah mengisolasi diri.  “Bahwa teman kita yang terinfeksi (selanjutnya disebut Kasus) telah diminta dan melakukan prosedur isolasi diri selama 14 hari sesuai protokol yang berlaku,” paparnya.

Sebagai informasi, pasien positif Covid-19 warga UKSW ini disebutkan pihak Rektorat sebagai istilah ‘kasus’.  Adapun kronologi versi UKSW terkait satu warganya positif terinfeksi Covid-19, ‘kasus’ tiba di Salatiga pada Rabu, 18 Maret 2020, malam.

Menurut laporan, lanjut dia, ‘kasus’ hanya keluar rumah untuk keperluan pemeriksaan kesehatan ke Klinik Pratama UKSW, yakni pada 19 Maret dan ke RSPAW pada 25 dan 27 Maret.  “Karena tidak atau belum menunjukkan gejala apa-apa pada pemeriksaan di Klinik Pratama, maka ‘kasus’ diminta kembali dan melakukan isolasi diri mandiri,” ungkap Upik, seperti mengutip pernyataan Rektor.

Namun karena kemudian ‘kasus’ mengalami demam, maka atas inisiatif pribadi pasien pergi melakukan pemeriksaan ke RSPAW pada 25 Maret 2020.  Tetapi setelah diperiksa oleh petugas di RSPAW ‘Kasus’ dinyatakan tidak terinfeksi Covid-19 sehingga diminta untuk kembali mengisolasi diri.

Karena suhu badan tetap naik, disertai batuk, maka pada 27 Maret Kasus memeriksakan diri kembali ke RSPAW dan karena terlihat indikasi ke arah Covid-19 makin kuat, maka ‘Kasus’ diputuskan untuk diisolasi di sana, sambil spesimennya diambil untuk diuji dengan metode PCR oleh Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (Balai Vektor) Salatiga.

Spesimen ‘Kasus’ telah diuji di Balai Vektor pada Senin, 30 Maret dan dinyatakan positif. Bahwa pada tanggal 26 Maret, karena hasil periksa tanggal 25 Maret ‘Kasus’ dinyatakan tidak terinfeksi Covid-19, maka ada seorang teman pendeta dan keluarganya datang untuk mendoakan pasien sebagai bentuk ucapan syukur atas hasil itu.

“Doa dilakukan dengan kondisi menjaga jarak di antara mereka. Mereka yang terlibat dalam doa bersama itu ada tujuh orang, yakni pasien sendiri bersama dua orang keponakannya yang tinggal di rumah pasien, serta sang pendeta dan keluarganya (empat orang),” terangnya.

Sehingga, release ini sekaligus meluruskan pemberitaan yang menyebutkan bahwa ‘Kasus’ menyelenggarakan ibadah di rumahnya bersama 19 orang adalah tidak benar.

Jika memerhatikan waktu demam yang mulai tinggi pada 25 Maret, maka bisa jadi pasien positif Covid-19 warga UKSW ini terinfeksi pada sekitar tanggal 18 Maret atau sehari-dua hari sebelumnya.  “Itu adalah hari-hari di mana ‘kasus’ sedang melakukan perjalanan pulangnya dari Chicago, Amerika Serikat (16 Maret) ke Salatiga melalui Abu Dhabi dan Jakarta. Pasien sendiri berada di AS sejak tanggal 6 Maret, berangkat pada 4 Maret,” paparnya.

Di atas semua kondisi yang telah terjadi, pihak UKSW mendukung warganya yang sedang menderita ini.  “Semoga dalam perawatannya kini di RS Kariadi, ‘kasus’ dapat mengalami pemulihan atas kondisinya dan dapat dinyatakan sembuh dari Covid-19. Dengan demikian, berita media sosial bahwa si pasien telah meninggal dunia adalah tidak benar,” sebut dalam riisnya.

Nena-trs