blank
Ketua Umum PB Jaya Nusa H Idham Cholid bersama Habib Haddad Alwi bersilaturrahmi ke Kapolda Riau Irjen Pol Agung Imam Setya Efendi. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Ketua Umum Jamaah Yasin Nusantara (Jaya Nusa) H Idham Cholid bersilaturrahmi dengan Kapolda Riau Irjen Pol Agung Imam Setya Efendi, di Rumah Dinas Kapolda Jl Diponegoro Pekanbaru Riau.

Ketua Umum Jaya Nusa H Idham Cholid yang tinggal di Wonosobo, Selasa (24/3), mengatakan silaturrahmi tersebut dilakukan bersama Habib Haddad Alwi dan Zaenal Arifin dari Pengurus Wilayah (PW) Jaya Nusa Provinsi Riau. Kapolda Riau orang asli Wonosobo sehingga komunikasi bisa berlangsung cair.

“Saya bersama Habib Haddad Alwi dan PW Jaya Nusa Provinsi Riau diterima sangat bersahabat selama lebih dari satu jam. Banyak hal yang diskusikan, dari persoalan intoleransi, radikalisme hingga masalah pandemi global Covid-19,” ungkapnya.

Habib Haddad Alwi yang juga Penasehat Pengurus Besar Jaya Nusa menambahkan akar radikalisme adalah sikap intoleran itu sendiri. Sikap ini terpupuk dari ketidakmauan dan ketidakmampuan umat selama ini yang tidak bisa menghargai setiap perbedaan, terutama berkaitan dengan pemahaman keagamaan.

“Padahal sangatlah jelas, kata Nabi, “Perbedaan di kalangan umatku adalah rahmat”. Tentu, selama umat dewasa dan cerdas memahami dan menghargai setiap perbedaan itu. Komitmen Jaya Nusa sangat tegas: Mewujudkan Islam Ramah dan Bermashlahah,” tegasnya.

Pendekatan Komprehensif

blank
Ketua Umum PB Jaya Nusa H Idham Cholid bersama Kapolda Riau Irjen Pol Agung Imam Setya Efendi. Foto : SB/Muharno Zarka

Menurut Idham Cholid yang juga mantan Ketua DPRD Wonosobo itu, mainstream pemahaman Islam wasathiyah, yang menjamin kedamaian dan keutuhan bangsa haruslah dijaga dengan penuh kesungguhan. Umat harus dijaga agar tak mudah dimasuki paham intoleran.
Caranya? Dengan membina jamaah dan penguatan ekonomi secara berkelanjutan.

Kapolda Riau yang didampingi Wadir Binmas Polda Riau AKBP Imam Saputra menjelaskan berbagai langkah dan kebijakan yang telah dilakukan. Kapolda yang asli dari Wonosobo itu mempertegas perlunya pendekatan komprehensif dalam menangani setiap persoalan.

“Jika langkah yang dilakukan hanya bersifat parsial maka tidak akan bisa menyelesaikan secara tuntas. Pendekatan komprehensif dimaksud, dari hulu sampai hilir. Berkaitan dengan paham radikal misalnya, harus dipahami dari akar permasalahannya, juga identifikasi secara faktual sehingga bisa memetakan dengan tepat,” sebutnya.

Yang lebih penting, menurut Irjen Pol Agung Imam Setya Efendi, adalah dengan terus menebarkan ajaran dan paham yang menjamin keutuhan masyarakat dan bangsa. Dalam hal ini tentu Polri khususnya harus melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama dan seluruh kekuatan masyarakat.

“Dalam menangani dan mencegah pandemi global Covid-19, misalnya, seluruh kekuatan masyarakat harus bahu membahu. Warga musti mematuhi semua kebijakan yg telah diambil pemerintah. Biarkan petugas yang di luar, warga harus tetap tenang di dalam rumah,” himbaunya.

Muharno Zarka-wahyu