blank
Rangkaian kereta MRT melintas di bawah Halte Transjakarta Centrale Stichting Wederopbouw (CSW) koridor 13 di Jakarta, Selasa (31/12/2019). ANTARA FOTO

JAKARTA, (SUARABARU.ID) – Penantian panjang warga DKI Jakarta untuk memiliki transportasi umum massal berdaya angkut besar yang mampu menghubungkan berbagai titik strategis terwujud setelah diresmikannya Moda Raya Terpadu (MRT) oleh Presiden Joko Widodo pada 24 Maret 2019.

Bahkan pada sambutannya, Jokowi mengatakan, pengoperasian MRT Jakarta menjadi awal peradaban baru di wilayah ibu kota negara tersebut.

Pada fase pertama, MRT Jakarta menghubungkan rute Stasiun Lebak Bulus dengan Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI).

Total ada 13 stasiun dengan panjang lintasan 16 kilometer, terdiri atas tujuh stasiun layang, yaitu Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan ASEAN, serta enam stasiun bawah tanah, yakni Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran HI.

Masyarakat pun menyambut kehadiran MRT Jakarta dengan antusias. Selama tahun 2019, MRT sukses mengangkut rata-rata 95 ribu orang per hari.

Jumlah tersebut diharapkan meningkat pada tahun 2020, dengan target mengangkut 100 ribu penumpang per hari.

Dalam sebuah kesempatan, Direktur Utama MRT Jakarta William P. Sabandar menyatakan, kepuasan tingkat pengguna moda transportasi massal di wilayah DKI Jakarta pada 2019 mencapai 82,9 persen.

Warga DKI Jakarta dan sekitarnya dari beragam profesi merasakan dampak kehadiran MRT. Tak terkecuali mereka yang sehari-hari dikenal sebagai publik figur atau selebritas.

Para selebritas itu tak ragu menggunakan transportasi umum massal seperti MRT untuk berkegiatan di tengah kesibukan masing-masing.

Tidak gengsi naik MRT

Menyandang status sebagai selebritas tak lantas membuat mereka malu atau gengsi menaiki sarana transportasi umum seperti MRT dan berbaur dengan masyarakat lainnya.

Setidaknya inilah yang dilakukan aktris muda berbakat Rachel Amanda yang tidak gengsi menggunakan MRT saat beraktivitas.

Pemain film “NKTCHI” itu tak malu menggunakan MRT. Sebagai warga negara, Rachel Amanda merasa berhak menggunakan fasilitas umum yang telah disediakan negara.

“Aku pribadi enggak gengsi. Kenapa harus gengsi itu kan fasilitas yang disediakan oleh negara. Kasarnya kita punya hak untuk menggunakan. Aku beberapa kali ke Jakarta Pusat sering naik MRT, memang pasti akan dilihat orang tapi kayak ya udah gue juga warga,” kata Rachel Amanda kepada ANTARA.

Menurut dia, kenyamanan dan keamanan yang ditawarkan MRT Jakarta tak kalah dengan transportasi umum serupa yang dimiliki negara lain sehingga membuatnya merasa puas ketika menjajal tranportasi publik tersebut.

“Sebenarnya kalau fasilitas kenyamanan sama tapi karena ini masih fase satu, bedanya kalau dengan luar negeri sudah menjangkau banyak daerah jadi lebih memudahkan kalau mau turun di satu tempat. Kalau di sini perlu melanjutkan ke transportasi umum untuk nyambung,” terangnya.

Selain itu, kemudahan mengakses MRT juga menjadi salah satu faktor yang membuatnya puas dengan keberadaan transportasi publik yang telah beroperasi satu tahun tersebut.

Mengurangi polusi

Sementara itu, presenter Dimas Danang mengatakan kehadiran MRT sebagai transportasi umum massal mampu mengurangi dampak polusi dari gas buang
kendaraan pribadi.

“Harapannya bisa membangun itu di seluruh pelosok sih karena kita bisa kurangi emisi gas lumayan banyak tanpa motor dan mobil pribadi. Kita bisa pakai kendaraan umum,” ujar Dimas Danang.

Selama setahun beroperasi di Jakarta, menurut Danang, MRT memberikan dampak yang positif bagi masyarakat. Selain itu, Danang juga menilai MRT juga lebih nyaman.

“Kalau dampak sudah terasa sih. MRT on time dan lebih nyaman. Lebih gede daripada yang dimiliki Singapura. Tinggal warganya aja yang jaga,” ujarnya.

Kehadiran MRT yang mampu mengurangi polusi di Jakarta akibat gas buang kendaraan pribadi juga diakui oleh Nugie.

Penyanyi yang juga dikenal sebagai aktivis lingkungan hidup itu bahkan mengaku telah beberapa kali membawa sepeda lipat saat menggunakan MRT.

Seperti diketahui, adik Katon Bagaskara itu menggunakan sepeda untuk aktivitas sehari-harinya selama 10 tahun terakhir. Kehadiran MRT, menurut dia, memudahkannya sebagai pesepeda saat beraktivitas di wilayah Jakarta.

“Iya kan di MRT ada tempat kursi roda itu bisa ditaruh buat yang bawa sepeda ukuran 20 inci asal sepeda lipat. Kalau sepeda fullbike belum bisa dibawa ke Jakarta dan parkiran di Jakarta juga belum semua punya untuk sepeda,” jelas Nugie.

Selama membawa sepeda menggunakan MRT, Nugie mengaku tidak menemui kendala berarti. Pilihan waktu saat menaiki MRT menjadi pertimbangan utama yang dilakukan oleh Nugie.

“Kalau saya secara bukan orang kantoran mungkin enggak akan ngerasa ribet. Yang harus ditanyakan itu yang setiap hari kerja bawa sepeda,” ujar Nugie.

Harapan

Meski telah memberikan perubahan terhadap pola kebiasaan warga Jakarta dalam beraktivitas, kehadiran MRT yang belum menjangkau seluruh wilayah ibu kota menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Rachel Amanda berharap nantinya akan semakin banyak lagi stasiun MRT yang dibangun sehingga dapat menjangkau semua wilayah Jakarta dan memudahkan masyarakat yang ingin beraktivitas menggunakan transportasi publik.

“Harapan aku sih mudah-mudahan fase berikutnya direalisasikan secepatnya. Memang takes time tapi kalau beneran bisa dibikin dan bisa beroperasional bagus,” imbuhnya.

Sementara itu, Nugie mengharapkan nantinya MRT Jakarta dapat mempercepat intensitas waktu kedatangan antar kereta di setiap stasiun agar tidak terjadi penumpukan penumpang di jam sibuk.

Pelantun “Pelukis Malam” itu memiliki pengalaman menggunakan MRT di jam sibuk sambil membawa sepeda lipatnya.

“Saya pernah sengaja di jam sibuk pengin ngetes dari Tangerang. Ini mah enggak mungkin bawa sepeda ke angkutan umum (di jam sibuk). Mending saya gowes aja daripada bikin orang marah,” ujarnya.

Meski demikian, Nugie mengatakan tidak menuntut pihak MRT untuk lebih memperhatikan para pesepeda.

“Saya enggak menuntut apa-apa, saya cuma bilang semoga rute bolak-baliknya makin banyak. Bukan diperbaiki tempat khusus (sepeda) segala macam. Kita pesepeda sangat tahu diri,” imbuhnya.

Ant-Wahyu