blank
Ketua Yayasan Masjid Menara dan makam Sunan Kudus (YM3SK), KH Em Nadjib Hasan. foto:dok/Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus, KH Em Nadjib Hasan mengimbau kepada masyarakat di Kudus agar tidak menghentikan aktifitas jamaah salat Fardlu maupun salat Jumat di masjid atau musala.

Meski dalam kewaspadaan tinggi terhadap corona, namun langkah tersebut lebih baik jangan dilakukan dulu.

“Lebih baik jangan ada pelarangan ibadah sholat jamaah hingga salat Jumat terutama untuk wilayah Kudus,” kata Nadjib, Senin (16/3).

Nadjib mengatakan, sejauh ini di media sosial banyak beredar fatwa ulama dari Kairo atau daerah timur tengah lain terkait diperbolehkannya meninggalkan jamaah salat fardlu maupun salat Jumat.

Dan kata Nadjib, fatwa tersebut memang ada dalilnya demi menghindari  kemafsadatan yang lebih besar.

Namun demikian, kata Nadjib, untuk Kudus hal tersebut dinilai belum perlu. Hanya saja peningkatan kewaspadaan saja yang perlu dilakukan.

“Seperti melengkapi sabun untuk cuci tangan di tempat wudlu atau menyemprot masjid dengan disinfektan. Mungkin itu dulu yang perlu dilakukan,” tandasnya.

Makam Sunan Kudus Belum Ditutup

Sementara, terkait keberadaan makam Sunan Kudus, kata Nadjib sejauh ini juga masih terbuka untuk peziarah. Menurutnya,  keputusan apakah makam Sunan Kudus akan ditutup atau tidak, masih melihat perkembangan lebih lanjut.

“Saya memang ditelepon teman-teman dari pemangku makam Auliya daerah lain seperti Gresik dan Tuban. Tapi sejauh ini belum ada keputusan untuk menutup akses peziarah ke makam para wali,” tandas Nadjib.

Dikatakan Nadjib, para peziarah makam wali justru cenderung cukup menjaga kebersihan. Sebab, setiap hendak berziarah, mereka pasti akan mengambil air wudu dulu.

“Mungkin sekarang akan kami lengkapi dengan sabun cuci tangan di tempat wudu. Jadi, sekaligus mewaspadai penyebaran Corona,”tukasnya.

Tm-Ab