Kondisi Jalan Pantura Tegal Mengenaskan

2178
0
blank
Sebuah truk dengan muatan berat tengah melewati jalan pantura Kabupaten Tegal yang kondisinya rusak parah. Foto: Ist

SLAWI (SUARABARU.ID) – Infrastruktur jalan di kawasan pantura Kabupaten Tegal yang merupakan jalan nasional kondisinya sangat mengenaskan. Hampir di tiap ruas jalan dihiasi lubang yang dalam dan berdiameter cukup besar. Kondisi ini diperparah dengan guyuran hujan deras yang masih kerap turun.

Wakil ketua DPRD Kabupaten Tegal Rudi Indrayani SH mengakui bahwa infrastruktur di sana sangat memprihatinkan. Sejak puluhan tahun silam, tiga kecamatan di pantura meliputi Kramat, Suradadi dan Warureja, selalu dimarjinalkan. Sehingga kerusakan jalan acapkali terjadi.

“Terutama untuk infrastruktur jalan. Jalan usaha tani, jaringan irigasi tersier dan lainnya. Tapi, dalam lima tahun terakhir sudah ada peningkatan,” kata politikus Gerindra yang mewakili masyarakat di tiga kecamatan tersebut, Sabtu (14/3).

Dia tak menampik, hujan besar yang melanda wilayah pantura merupakan salah satu penyebab kerusakan infrastruktur baik yang sudah diperbaiki maupun yang belum diperbaiki. Seperti di Jalan Munjungagung-Kemantran di Kecamatan Kramat. Ruas jalan itu sudah diperbaiki dengan cara betonisai, namun belum tuntas.

Mulai dari pertigaan Larangan, Munjungagung hingga SMAN 1 Kramat. Kondisi terparah saat ini berada di pertigaan Larangan ke selatan sekitar 100 meter. “Kondisinya sangat parah akibat jalan tergenang banjir,” ujarnya.

Dia melanjutkan, kerusakan juga terjadi di ruas jalan Bongkok-Kertayasa di Kecamatan Kramat. Termasuk di ruas Kramat-Kertayasa, jalan pasar Kemantran-Tanjungharja, dan pasar Kepel ke utara menuju jalur pantura. “Jalan-jalan itu sempit hanya sekitar 2,5 meter, sehingga sulit saat kendaraan berpapasan,” sambungnya.

Menurut dia, jalan di wilayah Kecamatan Suradadi juga banyak yang rusak. Seperti di ruas jalan Jatibogor-Lohdadi, Jatibogor-Jatimulya, Purawahamba-Jatibogor-Jatimulya, dan jalan pertigaan Suradadi ke selatan. “Sudah ada perbaikan, tapi tidak tuntas. Harusnya setiap ruas diselesaikan dan jangan meninggalkan PR,” ujar legislator yang dikenal kritis ini.

Nur Muktiadi