blank

SEMARANG – Program Studi Planologi Fakultas Teknik Unissula mengadakan Kuliah Pakar dengan tema “Perencanaan Wilayah Berbasis Migitasi Bencana“ di ruang kelas Seminar lantai 2 Fakultas Teknik (11/3). Acara tersebut menghadirkan narasumber Kepala Bidang Tata Ruang Pengembangan Wilayah dan Infrastruktur, Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda dan Litbangda) Kabupaten Magelang, Didik K Sofian dan Paraktisi Geospasial Adi Kurniawan. Hadir pula Kepala Program Studi Planologi Fakultas Teknik Unissula Ir Eppy Yuliani MT.

Eppy Yuliani dalam sambutannya menekankan kepada mahasiswa untuk bisa memanfaatkan kesempatan kuliah pakar ini untuk menimba ilmu dan menambah wawasan karena menupakan bekal yang sangat penting. Kuliah pakar ini juga dapat digunakan untuk mereview tata wilayah di beberapa daerah seperti Magelang, Boyolali, Kab Semarang dan daerah yang lainnya.

Lebih lanjut Eppy Yuliani mengatakan kalau kuliah pakar ini juga penting untuk diimplementasi dalam perencanaan wilayah berbasis mitigasi bencana.

Sementara itu Didik K Sofian menyampaikan mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. “Ketika tidak ada perencanaan wilayah, maka peluang terjadi bencananya tinggi. Contohnya jika debit air di daerah turunan yang mendapatkan debit air tinggi dari daerah yg lebih tinggi tanpa perencanaan yang tepat, memungkinkan terjadinya bencana air seperti banjir”, ungkapnya.

Adi Kurniawan menambahkan pemahaman risiko yang baik adalah untuk mendukung perencanaan wilayah berbasis mitigasi bencana. Sehingga potensi yang ditimbulkan bencana pada suatu kawasan pada kurun waktu tertentu dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau hilangnya harta sampai gangguan kegiatan masyarakat.

“Namun resiko akan semakin sedikit jika tingkat ancaman semakin rendah maka perlu ada pemahaman masyarakat terhadap resiko bencana. Karena ini sangat penting agar tanggap bencana yang ada akan mengurangi kerugian dari dampak bencana tersebut”, pungkas Adi./suarabaru.id