blank
Gubernur Ganjar Pranowo mencicipi "sega iriban", kuliner khas yang disajikan dalam Festival Sega Iriban. Foto: Wied

UNGARAN (SUARABARU.ID)- Gerimis mendadak menderas saat Gubernur Ganjar Pranowo memasuki kawasan Embung Sebligo, Desa Lerep, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Kamis siang (12/3). Hujan seakan mengucapkan selamat datang pada gubernur, yang menghadiri “Festival Sega Iriban” di Desa Lerep tersebut. Bahkan saat Camat Ungaran Barat Eko Purwanto menyampaikan laporan, hujan masih turun deras.

Saat Gubernur Ganjar Pranowo menyampaikan sambutan, hujan mulai mereda, dan menjadi reda sama sekali saat melakukan sarasehan bersama warga. Ganjar memberikan kesempatan dialog kepada beberapa warga Ungaran Barat di acara tersebut untuk ebrtanya jawab.

blank
Suasana festival Sega Iriban dialam bangunan dangau yang berada di pinggir embun, yang setiap Minggu Pon untuk menggelar pasar kuliner rakyat. Foto: wied

Dalam sambutannya, Gubernur Ganjar Pranowo menyampaikan ucapan selamat ulang tahun ke-449 untuk Kabupaten Semarang. Dikatakan, suasana di kawasan embung Sebligo. “Pemandhangane enak, apalagi di tengah berlangsungnya acara festival Sega Iriban ini,” katanya dalam sarasehan ini.

Ganjar mengapresiasi keberadaan desa wisata di Ungaran Barat, khususnya Lerep. “Desa wisata ini sederhana. Tetapi kalau bisa ditampilkan dengan baik, misalnya di youtube atau media sosial lainnya, lalu diceritakan tentang bangunan yang ada, kuliner yang tersedia, maka akan semakin dikenal dan banyak yang datang kemari,” katanya.

Dalam acara yang dihadiri Bupati, Wakil Bupati Mundjirin, Wakil Bupati Ngesti Nugriho, Ketua DPRD Bondan dan para pejabat baik tingkat provinsi maupun Kabupaten Semarang, tak lupa pula Ganjar mengingatkan agar waspada terhadap penyakit yang disebabkan virus corona.

“Kita semua harus menjaga, cuci tangan, jaga kebersihan, ndak usah piknik ke luar negeri dulu. Piknik saja ke desa seperti saat ini, aman,” katanya.

Gubernur juga memberi kesempatan kepada warga untuk berdialog dengannya. Misalnya Tabitha dari Desa Wisata Lerep yang menanyakan bagaimana harus bersikap terhadap isu corona. “Tidak ada yang free dari corona. Maka kita semua harus waspada. Tetapi kalau ada wisatawan yang datang ke Jawa Tengah, apalagi kalau dari luar negeri, pastilah sudah melalui pemeriksaan. Sudah di-sreening. Begitu juga bila ada TKW yang baru pulang dari luar negeri,” kata Ganjar.

Ada juga warga, yang bekerja di kantor desa, mengeluh karena sampai saat ini belum gajian. “Siapa kadesnya, bagaimana ini. Bagaimana Pak Bupati ada keluhan seperti ini?” ujar Ganjar, yang di sampingnya duduk Bupati Mundjirin.

Bupati Mundjirin sendiri menyatakan, akan segera dibayarkan, karena saat ini masih dalam proses di Bapermasdes Kabupaten Semarang. “Nah, sudah siap dibayarkan. Karena sudah bertanya, ada hadiah. Karena sudah terima hadiah uang ini, maka gaji tidak usah dibayarkan,” goda Ganjar Pranowo.

blank
Gubernur Ganjar Pranowo berdialog dengan warga dalam sarasehan di Embung Sebligo, Lerep, Ungaran Barat. Foto: Wied

Juga keluhan tentang jalan desa yang masih sempit, sehingga menjadikan akses bagi wisatawan menjadi tidak lancar. Warga memohon gubernur bisa membantu untuk pelebaran jalan tersebut. “Itu jalan milik siapa. Kalau jalan desa, kan ada dana desa, maka perlu direncanakan untuk penanganan masalah ini. Dan, harus melihat prioritas,” ujar gubernur.

Gubernur juga memberikan jalan keluar, misalnya desa bekerja sama dengan BUMD atau swasta seperti yang dilakukan Pemprov Jateng dalam program KSPBU atau Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha. “Desa bisa bekerja sama dengan BUMD atau swasta,” kata Ganjar.

Pemenang Festival

Acara festival ini diisi pula dengan gelaran pasar rakyat yang menjual makanan desa seperti jenang, bubur, dan aneka suguhan desa lainnya. Pembeli membayar dengan lebih dahulu menukar uangnya dengan koin. Koin inilah yang digunakan untuk membayar.

blank
Para pemenang lomba “sega iriban” berfoto bersama Camat Ungaran Barat Eko Purwanto. Foto: wied

Sementara itu Errita dari Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang mengatakan, dalam festival ini juga dilakukan penilaian kuliner khas sega iriban yang diikuti enam desa dan lima kelurahan di wilayah Kecaatan Ungaran Barat.

Adapun pemenangnya juara I Desa Gogik, II Desa Keji, dan III Desa Lerep yang masing-masing mendapatkan hadiah uang tunai Rp 1 juta, Rp 750 ribu, dan lima ratus ribu. “Masing-masing desa juga kita bantua Rp 300 ribu untuk menyediakan masakan sega iriban yang dilombakan itu,” kata Errita.

Selain lomba sega iriban, rangkaian kegiatan ini juga mengadalkan lomba cerdas cermat tentang dana desa, dan sarasehan.

Widiyartono R-trs