blank
Peserta menyimak arahan pelatih tas rajut sebelum pelatihan dimulai di Balai Desa Putatsari, Kecamatan Grobogan, Rabu (4/5/2020). Foto : Hana Eswe/ist.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Guna mewujudkan target adanya wirausaha baru di Kabupaten Grobogan, Dinas Koperasi dan UMKM mengadakan pelatihan pembuatan tas rajut dan rias pengantin.

Pelatihan dua bidang yang berbeda ini menggandeng Balatkop UMKM Propinsi Jawa Tengah di dua desa, yaitu Desa Menduran, Kecamatan Brati dan Desa Putatsari, Kecamatan Grobogan.

Di Desa Putatsari, sebanyak 25 warga yang mayoritas merupakan wanita ini dilatih membuat tas rajut. Sebelum berlatih, mereka menyimak cara pembuatan tas rajut dari instruktur yang melatih.

Tak sekadar melatih saja, para peserta dibekali bahan-bahan berupa benang wol dan jarum rajut. Kedua alat tersebut memang merupakan bahan utama dalam pembuatan tas rajut.

blank
Pelatihan ini ditargetkan muncul wirausaha baru di Kabupaten Grobogan, khususnya di Desa Menduran, Brati dan Desa Putatsari, Grobogan. Foto : hana eswe/ist.

Sementara, di Desa Menduran, sebanyak 25 kaum hawa belajar tata rias. Mereka dilatih oleh instruktur Balatkop UMKM Propinsi Jateng, yang memang berkompetensi di bidangnya.

Pelatihan ini diadakan Selasa-Kamis (3-5/3/2020). Antusiasme para peserta terlihat dalam pelatihan tersebut. Mereka terlihat serius mengikuti jalannya pelatihan yang dimulai sejak pagi hingga sore hari itu.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Grobogan, Aditya Wahyu Wardhana menjelaskan, kegiatan pelatihan ini ditargetkan dapat memunculkan wirausaha baru di Kabupaten Grobogan.

“Para pesertanya yang ikut dalam pelatihan ini mayoritas berasal dari ekonomi kurang mampu, sehingga dengan adanya pelatihan ini nantinya akan ada wirausaha baru di dua tempat pelaksanaan pelatihan tersebut,” ujar Aditya, saat ditemui di kantornya, Rabu (4/3/2020).

Didampingi Yudono, Kabid Pemberdayaan dan Pengembangan Koperasi Joko Nugroho dan Kabid Pemberdayaan Usaha Mikro, Aditya menjelaskan program pelatihan rajut dan tata rias pengantin ini juga ditujukan untuk pengembangan kualitas sumber daya manusia warga di desa miskin yang digalakkan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah.

“Sebenarnya diusulkan tiga wilayah untuk pelatihan, tetapi hanya dua yang disetujui dan kami mengadakan kegiatan itu berupa pelatihan pembuatan tas rajut dan tata rias tadi,” tambah Aditya.

Aditya menerangkan, dengan keterbatasan anggaran, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Grobogan tetap proaktif untuk mengajukan usulan ke tingkat provinsi dan pusat.

Hana Eswe-trs