blank
KONFERDA WKRI: Ganjar Pranowo saat bersalaman dengan Uskup Agung Semarang, Mgr Robertus Rubiyatmoko, usai pembukaan Konferda XIII WKRI DPD Jateng, di Hotel Neo, Semarang, Sabtu (22/2/2020) lalu. Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Jateng, diminta Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, untuk ikut menyukseskan program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5 Ng).

Dalam sambutannya pada pembukaan Konferda XIII WKRI DPD Jateng di Hotel Neo, Semarang, Sabtu (22/2/2020) lalu, Ganjar berharap, keterlibatan WKRI dapat mendukung terbentuknya generasi yang unggul sejak dalam kandungan, sekaligus mengurangi angka stunting di Jateng.

BACA JUGA : Penyelenggaraan Tes CPNS Pemprov Jateng Diapresiasi BKN

”Ibu hamil itu selain harus tercukupi gizi dan nutrisinya, juga harus senang dan bahagia. Kalau bahagia semua juga merasa senang, karena orang bahagia itu tidak mau berkelahi apalagi ngomongin orang yang jelek-jelek. Saya titip soal stunting ini. Ayo bersama ikut mengawasi ibu hamil,” pinta Ganjar.

Berdasarkan data, angka stunting di Jateng cukup tinggi. Per Agustus 2019, tercatat sebanyak 5.814 balita dinyatakan mengalami stunting. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan, dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.

Penyebab stunting antara lain karena kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kesehatan dan gizi sebelum, selama dan setelah kehamilan. Selain itu juga, karena diet tidak sehat yang dilakukan seseorang saat masa pertumbuhan.

Untuk itu, Ganjar meminta anggota WKRI tak segan bertanya kepada wanita hamil seputar kandungannya. Misalnya, menanyakan usia kandungan, calon anak ke berapa, kapan terakhir periksa kandungan, di mana lokasi periksa kehamilannya, dan bagaimana dukungan suami atau anggota keluarga lainnya.

”Program 5 Ng ini penting. Kalau ibu hamil sehat, periksanya diantar suami, itu berarti harmonis. Maka anak ini nantinya akan menjadi anak yang siap menjadi SDM yang unggul,” terang Ganjar.

blank
PROGRAM 5 NG: Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, menyampaikan pentingnya program 5 Ng (Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng), pada peserta Konferda XIII WKRI DPD Jateng. Foto: dok/ist

Bergerak Mandiri
Selain stunting, Ganjar juga meminta WKRI ikut berkontribusi dalam menyuarakan isu-isu soal perempuan dan hak beribadah di acara musrenbang, yang akan digelar mulai 25 Februari mendatang. WKRI yang sudah berdiri sejak 1924 itu, juga diminta untuk kembali memberikan pendampingan kepada buruh.

”Sekarang ini dunia berubah dengan cepat. Kita harus menyiapkan perubahan itu. Kalau WKRI dulunya mendampingi buruh, maka sekarang dampingi lagi, bagaimana supaya buruh bisa menghadapi pertarungan ekonomi dunia sekarang,” pesan Ganjar.

Sementara itu, Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko menyatakan, WKRI merupakan organisasi wanita Katolik yang ingin mengabdi, berkiprah, dan berkontribusi dalam mewujudkan kesejahteraan Indonesia. Dalam kegiatannya, WKRI bergerak secara mandiri, tetapi tidak pernah lepas dari visi misi Gereja Katolik.

”Kami punya fokus pastoral yang sangat jelas, yaitu menjadi umat Katolik yang transformatif. Penting untuk membuat terobosan yang mampu menggerakkan banyak orang,” kata Monsinyur Ruby, sapaan Mgr Robertus Rubyatmoko ini.

Hery Priyono-Riyan