Warga Keluhkan Jalur Danyang-Kuwu Rusak di Tiga Titik
Jalan Danyang-Kuwu, tepatnya di Desa Nambuhan, Kecamatan Purwodadi terlihat parah saat musim hujan. Terlihat pengendara motor harus bergantian dengan kendaraan lain dari arah berlawanan. Foto : Hana Eswe.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Warga yang kerap melintasi jalan raya Danyang – Kuwu kini mulai mengeluh. Pasalnya, jalur alternatif yang menghubungkan Kecamatan Kradenan dan Purwodadi tersebut kondisinya rusak parah.

Selain mengalami penurunan di ruas jalan, beton banyak yang sudah berlubang. Hanya terlihat besi tulangnya saja. Tak hanya itu, kondisi jalur tersebut juga minim penerangan jalan.

Ada tiga titik jalur yang paling parah, yakni di Desa Pulokulon -Tuko, Desa Kandangan-Sembungharjo, dan Jalan Brigjen Sudiarto, Nambuhan. Sementara, beberapa bagian masih bisa diperbaiki dengan cara ditambal.

“Sudah bertahun-tahun seperti itu terus. Saya kalau pulang, apalagi kalau malam, sekarang harus muter lewat Wirosari, padahal sebenarnya lebih dekat lewat Danyang-Kuwu ini, “ujar Tami, warga Panunggalan, Pulokulon.

Hal yang sama dirasakan pengemudi dari luar kota. Bambang, misalnya. Setelah bertahun-tahun tidak melewati jalur ini, ia mencoba mengambil jalur tersebut agar bisa lebih cepat sampai ke Cepu.

“Dapat informasinya sudah bagus jalannya, ternyata pas sampai Nambuhan sini, parah banget. Tahu gitu, tadi saya lewat Wirosari saja,” keluh pria asal Jakarta yang hendak pulang kampung ke Cepu.

Kerusakan jalan tersebut sudah terjadi beberapa tahun belakangan. Namun demikian, hingga kini belum ada penanganan secara permanen dari pihak terkait.

“Kalau malam, jalan gelap. Ini musim hujan. Kalau hujan, jarak pandang pengendara seperti saya ini agak terganggu. Jadi kami harus waspada. Ini sering terjadi kecelakaan di sini,” ujar Reza, warga Nambuhan, Kecamatan Purwodadi.

Sementara itu, Sekretaris Dinas PUPR Grobogan, Wahyu Tri Darmawan mengungkapkan, ruas jalan Danyang-Kuwu sudah berumur belasan tahun sehingga terjadi perenggangan di bagian tengah akibat penurunan badan jalan.

Wahyu menjelaskan, penanganan spot yang tidak ada penanganan khusus baru ditangani melalui pemeliharaan rutin lebih dahulu. Hal ini dilakukan karena terbatasnya anggaran yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Grobogan.

‘’Kami upayakan pemeliharaan rutin dulu untuk selain tiga titik itu. Hal ini dikarenakan anggaran juga harus digunakan untuk perbaikan di ruas lainnya yang sudah menjadi prioritas utama. Selanjutnya, kami upayakan penanganan permanen di APBD 2020 dan APBD 2021,” tambah dia.

Hana Eswe-Wahyu