blank
Ketua Komisi C DPRD Jateng, Asfirla Harisanto berbincang dengan petugas perkebunan Limpakuwas, Kecamatan Sumbang, Banyumas

BANYUMAS (SUARABARU.ID) – Pengelolaan perkebunan milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di Limpakuwas, Kecamatan Sumbang, Banyumas dinilai kurang maksimal. Hal tersebut diketahui oleh Ketua Komisi C DPRD Jateng, Asfirla Harisanto di sela mengisi kegiatan reses, Kamis (20/2/2020).

Ketika tiba di lokasi, terlihat kantor perkebunan Limpakuwas, Kecamatan Sumbang, Banyumas itu sepi dan hanya diisi oleh satu pekerja honorer bernama Kosim. Sedangkan kepala kantor yang diketahui bersama Warsono tidak ada di ruang kerjanya karena sedang sakit.

“Hanya ada dua yang bertugas di sini, saya dan Pak Warsono. Kalau perlu tambahan tenaga biasanya pada saat masa tanam atau panen, baru mengambil tenaga sewaan dari luar. Saya hanya seorang diri merawat tanaman di lahan seluas 11,46 hektar, kewalahan,” ujar Kosim.

Dijelaskannya bahwa perkebunan Limpakuwas ini menanam Kopi, Cengkeh, dan Kelapa. Setiap tahunnya rata-rata bisa mendapatkan keuntungan Rp 40 juta.

Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Jateng, Asfirla Harisanto merasa prihatin saat meninjau secara langsung lokasi di area perkebunan. Ia menyayangkan aset milik Pemerintah Jateng yang semestinya bisa menghasilkan keuntungan serta kesejahteraan bagi masyarakat ini tidak mampu digarap secara maksimal.

“Saya sudah lihat buku laporan keuangannya, dalam setahun hanya menghasilkan keuntungan Rp 38 juta. Itu artinya dalam satu bulan jika dirata-rata tanah seluas sepuluh hektare lebih ini hanya menghasilkan Rp 3 juta per bulan. Sangat disayangkan sekali, harusnya bisa lebih dari itu, ” ujarnya.

Bogi, demikian sapaan akrab Asfirla Harisanto menyarankan agar lahan perkebunan Limpakuwas, Kecamatan Sumbang, Banyumas ini lebih baik disewakan kepada pihak swasta. Atau dinas yang mengelolanya bisa bekerja sama dengan pihak swasta guna peningkatan kualitas serta kuantitas hasil panen.

Riyan-Solikun