blank
Ketua DPRD Kudus Masan saat melihat gedung SD 2 Mlatinorowito, Kecamatan Kota Kudus yang ambruk. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Kejadian gedung SD ambruk kembali terulang di Kudus. Kali ini gedung SD 2 Mlatinorowito, Kecamatan Kota Kudus, ambruk lantaran atapnya sudah keropos. Beruntung saat kejadian tidak ada siswa yang menjadi korban.

Informasi di lapangan, ambruknya gedung SD 2 Mlatinorowito tersebut terjadi pada Kamis (13/2) sore. Peristiwa tersebut terjadi setelah pada siang harinya hujan lebat mengguyur wilayah Kudus.

Atap yang ambruk terjadi di ruang kelas 4. Meski demikian,  dua kelas lain yang berada di deretan gedung, atapnya juga sudah mulai membahayakan.

Kondisi atap bangunan yang ambruk memang terlihat cukup memprihatinkan. Sekilas, kayu-kayu atap yang ambruk terlihat sudah keropos dimakan rayap.

“Kejadiannya sore saat anak-anak sudah pulang,”kata Kepala SD 2 Mlatinorowito, Nur Wahidah, Jumat (14/2).

Baca juga: Miris, SD di Pusat Kota Kudus ini Ambruk

Nur Wahidah menuturkan, sebelum kejadian ambruknya atap kelas tersebut, pihaknya sudah mengantisipasi dengan memindahkan ruang belajar siswa kelas 4, 5 dan  6 ke ruangan lain. “Kami memakai ruang perpustakaan dan ruang guru untuk tempat belajar sementara,”tandasnya.

Disinggung mengenai usia gedung yang ambruk, kata Wahidah, terbilang sudah cukup tua. Hanya saja, pihaknya tidak tahu pasti kapan ruang gedung tersebut direhab.

blank
Ketua DPRD Kudus Masan meminta gedung SD 2 Mlatinorowito yang ambruk untuk dikosongkan. foto:Suarabaru.id

Pihak sekolah, kata Wahidah juga sudah mengajukan proposal perbaikan gedung ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. “Informasinya, di tahun 2020 ini, sudah ada alokasi anggaran sebesar Rp 190 juta untuk proses rehab,”ujarnya.

Dinas Kurang Tanggap

Sementara, Ketua DPRD Kudus Masan yang meninjau langsung lokasi mengaku cukup prihatin atas kejadian tersebut. Apalagi, kejadian ini bukan yang pertama kalinya karena beberapa hari sebelumnya kejadian serupa juga terjadi di SD Purwosari.

“Tentu saya prihatin. Ini menunjukkan koordinasi Eksekutif terutama OPD yang membidangi masalah pendidikan kurang baik,”kata Masan.

Menurut Masan, dari pantauannya, seluruh bagian struktur gedung yang ambruk dinilai sudah tidak layak dipertahankan lagi. Oleh karena itu, pihaknya meminta agar seluruh gedung tersebut dikosongkan. “Untuk saat ini, semua gedung yang atapnya ambruk harus dikosongkan. Jangan sampai ada korban jiwa yang jatuh,”katanya.

Dalam kunjungannya tersebut, Masan juga mendapati bagian gedung lain yang saat ini masih ditempati untuk belajar siswa, kondisinya juga sudah mulai mengkhawatirkan. Di ruang kelas 1, terlihat ada atap yang bocor, sehingga harus ditempatkan ember di tengah ruang kelas untuk menampung air yang bocor.

Oleh karena itu, kata Masan, pihaknya akan memanggil Disdikpora untuk melakukan langkah kongkret guna mengatasi persoalan tersebut. “Kami akan panggil Disdipora bersama dengan kepala-kepala UPT Pendidikan yang ada,”ujarnya.

Menurutnya, pemanggulan tersebut dilakukan agar dalam proses perencanaan sarpras pendidikan, bisa dilakukan secara lebih teliti dan terkoordinasi dengan baik. Seperti perencanaan rehab gedung SD yang rusak, harus dilakukan dengan menerapkan skala prioritas dan memperhatikan kondisi riil di lapangan.

“Saya akan minta agar kegiatan rehab sekolah jangan setengah-setengah. Ya contohnya seperti di SD ini, kalau hanya dialokasikan Rp 190 juta, tidak akan bisa membuat gedung SD ini semakin baik,”tandasnya.

Menurut Masan, pihaknya akan meminta dinas membuat inventarisasi kondisi bangunan SD yang rusak. Kalau soal anggaran, menurut Masan tidak ada masalah karena anggaran pendidikan di Kudus cukup banyak.

Tm/ab

Penampakan di lokasi ambruknya gedung SD 2 Mlatinorowito