blank
DURIAN NGROPOH- Seorang petani durian di Desa Ngropoh, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung sedang mengikat buah durian agar tidak jatuh bila sudah masak. Foto: Suarabaru.id/ Yon

TEMANGGUNG,(SUARABARU.ID)–  Produksi buah durian di Desa Ngropoh, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung  pada musim panen tahun ini mengalami penurunan hingga 60 persen. Penurunan panenan buah durian tersebut disebabkan, pada saat berbunga banyak  yang rontok.

“Pada awal musim bunga di bulan September hingga Oktober lalu, banyak bunga buah durian yang rontok dan mengering yang disebabkan  curah hujan yang sedikit,” kata Ketua kelompok tani “Bisa Mukti” Desa Ngropoh, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, Waluyo, Senin (10/2).

Waluyo mengatakan, sedikitnya curah hujan di musim bunga lalu selain menyebabkan bunga mengakibatkan banyak bunga yang mengering dan tidak menjadi bakal buah. Juga menyebabkan bakal buah banyak yang tidak kuat  dan kering berjatuhan. Bahkan, ada juga pohon yang tidak berbuah sama sekali.

Menurutnya, dengan tingginya  tingkat kerontokan bunga dan bakal buah tersebut, secara otomatis produksi buah durian siap panen  pada musim buah tahun ini menjadi  sedikit.

Ia menyebutkan, prosentase  penurunan produksi buah durian  pada tahun ini mencapai 85 persen dibandingkan dengan musim panen tahun lalu.

“ Jika  pada musim panen tahun 2019  kemarin,  untuk satu pohon besar yang semula bisa  berbuah 1.000 biji, pada  tahun ini paling  banyak berbuah  150 biji saja,” ujarnya.

Waluyo mengatakan, dengan menurunnya produksi buah durian pada musim panen  tahun ini, menyebabkan penghasilan  petani durian menjadi berkurang.

Ia mencontohkan, pada musim panen 2019 kemarin, satu pohon besar yang bisa berbuah 1.000 buah, bila dijual secara tebasan ( borongan, red) bisa laku mencapai Rp 6 juta. Namun, pada tahun ini hanya mencapai Rp 1 juta.

“Sedangkan untuk harga durian tahun ini dengan tahun sebelumnya masih sama, yakni berkisar antara Rp20.000 hingga Rp50.000 per buahnya dan tergantung besar kecilnya,” imbuhnya.

Sementara itu, Sekretaris Desa Ngropoh, Ismanto mengatakan,  populasi tanaman buah durian yang dikelola petani di Desa Ngropoh saat ini mencapai 8000 pohon.

Menurutnya, pohon durian menjadi salah satu andalan penghasilan warga desa setempat, karena setiap kali musim panen bisa mendapatkan penghasilan karena durian lokal Ngropoh laku keras di pasaran.

“Buah durian dari Desa Ngropoh ini dikenal dengan durian yang daging buahnya tebal juga bercita rasa khas berbeda dengan durian daerah lain,” katanya.

Ia menambahkan, setiap musim panen durian, banyak warga maupun pedagang dari luar Desa Ngropoh yang berdatangan guna membeli durian, baik dimakan sendiri maupun dijual kembali.

Pemerintah Desa Ngropoh terus berupaya untuk mempertahankan dan mengembangkanya agar durian khas Ngropoh tetap lestari dan dicari para penikmat durian .

Ismanto menambahkan, selain menanam dam membudidayakan tanaman durian, masyarakat desa setempat  juga mengembangkan tanaman petai dan manggis.

Selain itu, para petani juga memanfaatkan lahan di bawah pohon
durian, petai dan manggis dengan menanam ubi-ubian seperti suweg, kerut dan uwi serta tanaman obat-obatan seperti kunyit, jahe, temulawak, temugiring, lempuyang dan lain-lain .

Yon-Wahyu