blank
Wartawan Magelang ziarah ke makam almarhum Bambang Haryono, (Dok PWI Magelang)

blankMAGELANG (SUARABARU.ID)– Memperingati Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2020, wartawan dari berbagai media massa di Magelang ziarah ke makam dua tokoh pers pendahulunya.

Ziarah yang dilaksanakan beberapa hari lalu itu sebagai  bentuk penghormatan kepada almarhum yang sudah berbuat banyak untuk kemajuan pers, khususnya di Magelang.

Keduanya tokoh pers tersebut adalah almarhum Bambang Haryono yang dimakamkan di TPU Nglarangan, Kelurahan Potrobangsan, Kota Magelang. Bambang adalah wartawan RRI Nusantara II Yogyakarta merangkap Harian Bernas yang bertugas di Magelang.

Satunya lagi almarhum M Subakir yang dimakamkan   tempat pemakaman keluarga di Desa Tirtosari, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Almarhum dulu wartawan Harian Kartika Semarang. Keduanya juga mantan pengurus PWI Perwakilan Kedu.

Ziarah yang diinisiasi PWI Kota dan Kabupaten Magelang ini diawali ke makam almarhum Bambang Haryono. Turut mendampingi istri dan salah satu anak almarhum, kemudian bersama-sama doa bersama dan menabur bunga di pusaranya. Kegiatan itu diikuti Ketua PWI Kota Magelang Asep Farid Amani dan Ketua PWI Kabupaten Magelang Bagio Harsono.

‘’Dulu Pak Bambang pindah-pindah di banyak media sampai yang terakhir RRI Yogyakarta. Tugasnya di wilayah Magelang Raya. Orangnya penuh dedikasi pada pekerjaan dan turut memajukan pers di Magelang,’’ ujar Ch Kurniawati, salah satu wartawan senior yang juga pengurus PWI Kota Magelang.

blank
Ziarah ke makam M Subakir (Dok PWI Magelang)

Menurutnya, sudah seharusnya wartawan generasi masa kini menghargai jasa almarhum semasa hidup bagi dunia pers. Generasi sekarang pun perlu mengambil karakter positif beliau untuk diterapkan di zaman sekarang.

‘’Memang baru pertama ini kami ziarah ke makam almarhum dan anjangsana dengan keluarga. Langkah ini akan kami rutinkan tiap tahunnya di momen HPN,’’ ujarna.

Sri Rejeki, istri almarhum dan Rio putra bungsu almarhum mengaku bangga almarhum Bambang masih dikenang wartawan di era sekarang. Keduanya pun antusias nyekar bersama meski sempat turun gerimis.

‘’Mewakili keluarga saya menyampaikan permohonan maaf bila semasa hidup almarhum ada kesalahan baik yang disengaja atau tidak,’’ tutur Rio.

Di makam Pak Bakir (panggilan akrabnya kala itu),  segenap anggota PWI diterima anak sulungnya, Joni, beserta anggota keluarga yang lain. Meski turun hujan, tak menyurutkan semangat wartawan untuk nyekar dan doa bersama.

Semasa hidup, Subakir pernah menjadi Ketua PWI Kedu. Almarhum juga bekerja sebagai wartawan Harian Kartika.

‘’Kami sekeluarga mengucapkan banyak terimakasih atas perhatian teman-teman wartawan Magelang, kepada almarhum ayah saya, bapak Subakir,’’ ungkapnya.

Joni tidak menyangka wartawan sekarang yang relatif berusia muda, sudi meluangkan waktu untuk mendoakan dan mengingat sang ayah.

Dia berharap kegiatan ini bisa dilaksanakan sepanjang tahun untuk menjalin silaturahmi. ‘’Ayah merupakan wartawan yang tangguh dan lincah. Di usianya yang sudah tua, ayah masih melaksanakan tugas jurnalistik. Barangkali ini bisa dicontoh wartawan di masa sekarang,’’ pintanya.

Ketua PWI Kabupaten Magelang, Bagio Harsono menyampaikan permohonan maaf, karena baru tahun ini melaksanakan ziarah ke makam mantan ketua PWI Kedu, Subakir. Tahun-tahun sebelumnya, ziarah selalu dilaksanakan di pemakaman Tingal Desa Wanurejo Borobudur, tempat mantan Menteri Penerangan Budihardjo di makamkan.

‘’Kali ini kita melaksanakan ziarah ke almarhum pak Bakir sekaligus menjalin silaturahmi dengan keluarga almarhum,’’ terangnya. (Doddy Ardjono)