blank
Lima anak punk yang diamankan petugas gabungan

JEPARA (SIUARABARU.ID) – Tim gabungan kembali mengamankan 5 anak punk ketika mereka baru saja turun dari bus dan  berkeliaran di terminal Bangsri. Mereka yang tertangkap  empat orang berasal dari Kabupaten Bojonegoro, Pasuruan dan  Kendal. Sedangkan 1 orang berasal dari Jepara. Salah satu anak punk, Rizky (17) dari Kendal mengaku menjadi anak jalanan sejak umur 9 tahun. Saat ini ibunya bekerja sebagai TKW di luar negeri sedangkan ayahnya bekerja di Jakarta.

Kepada SuaraBaru.Id Kapolsek Bangsri AKP Sarwo Edi  membenarkan bahwa tim gabungan di Kecamatan Bangsri yang terdiri dari Polsek, Satpol dan Koramil telah mengamankan 5 anak punk Selasa 21/1-2020. Operasi penertiban itu merupakan tindak lanjut dari operasi sebelumnya yang dilakukan  pada hari Minggu 20/1-2020.

Operasi anak punk di Jepara ini  dilatar belakangi pernyataan bersama   NU dan Muhammadiyah  yang prihatin melihat fenomena sosial yang ada. Tujuannya bukan saja untuk menertibkan tetapi untuk menyelamatkan mereka. Atas desakan itu, Plt Bupati Jepara Dian Kristiandi dan jajaran Forkopinda   sepakat untuk melakukan penertiban bersama  oleh tim gabungan.

Menurut AKP Sarwo Edi, mereka  rencananya akan nonton konser musik   ke Magelang. Tetapi mereka mampir ke Bangsri untuk menemui komunitasnya yang ada disebuah desa. Setelah itu mereka akan ke Pati dan baru  ke Magelang bersama-sama,”ujar AKP Sarwo Edi

Dilatih di BLK

Setelah diamankan di Bangsri, mereka langsung di bawa ke  Kantor Satpol PP Jepara.  “Mereka diminta untuk melepas segala macam aksesoris yang dikenakan. Juga jaket, baju dan celana. Petugas kemudian memotong rambut dan mengganti pakaian mereka dengan baju baru,” ujar  Kepala Bidang Penegakan Perda Satpol PP Jepara, Anwar Sadat. Setelah itu mereka akan mendapat pembinaan sosial di Balai Latihan Kerja (BLK) Jepara.

“Saat ini di BLK sudah ada 18 anak yang kita bina. Sehingga dengan hasil operasi hari ini, jumlah nya bertambah menjadi 23 anak. Selama pembinaan di BLK, mereka mendapatkan bimbingan rohani serta ketrampilan kerja dari instansi terkait. Sehingga diharapkan setelah selesai, mereka akan kembali kepada keluarga dan menjalani hidup sebagaimana mestinya,”ujar Anwar Sadat.

Hadi Priyanto