blank

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Direktur RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang baru saja dilantik, Senin (20/1/2020), Cahyono Hadi, menawarkan inovasi pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dipimpinnya kini. Hal ini dimaksudkan untuk menjawab tantangan yang diberikan Gubernur Jateng kepada pejabat yang baru saja dilantik.

Cahyono dilantik secara langsung oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo bersama 10 pejabat pimpinan lainnya. Menariknya, Cahyono sebelumnya mengabdi sebagai Dokter Madya RSUD RAA Soewondo Pati. Lalu, apa yang menjadikannya dipercayai memegang kendali rumah sakit di tingkat Jateng itu?

Cahyono mengungkapkan, kepercayaan itu seiring dengan lolosnya seleksi Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jateng. Tak berlebihan, jika ia memiliki resep cukup ampuh untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.

Dalam uji kompetensi, ia mengangkat konsep Smart Hospital (rumah sakit pintar). Selain itu, pelayanan efektif, efesien, bersih dan transparan.

“Kita akan membangun Jawa Tengah melalui instansi kesehatan, yang bersih, efektif dan efesien. Ya, sesuai aturan yang ada,” katanya, usai pelantikan dan pengambilan sumpah.

Gagasan itulah salah satu yang kemudian membawanya lolos seleksi dan dipercayai memegang kendali RSUD Dr. Moewardi saat ini.

“Saya ikuti seleksi dengan baik. Mulai dari pendaftaran, syarat administrasi, uji kompetensi, gagasan atau ide. Saya ikuti dengan baik,” paparnya.

Ia mencontohkan, pelayanan terhadap pasien itu harus profesional dan proporsional. Jangan sampai membohongi pasien.

“Kalau pasien butuhnua obat satu, ya dikasih satu. Seperti kata Pak Gubernur tadi. Kalau pemeriksaan laboratoriumnya satu ya jangan dua. Jadi, jangan sampai kita membohongi pasien,” tegasnya.

Sehingga, lanjut Cahyono, pelayanan yang baik membuat masyarakat merasa bahwa negara ini hadir.

“Jadi, masyarakat merasa negara ini hadir untuk melindungi memberikan pelayanan yang baik,” imbuhnya.

Inovasi lain, akan memberdayakan pengobatan herbal. Namun, itu masih akan dikaji lantaran itu hal baru di bidang medis.

“Ini masih akan kita rapatkan, karena ini baru,” celetuknya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam sambutannya menuturkan bahwa banyak rumah sakit yang menginspirasi gerakan anti korupsi.

“Banyak rumah sakit yang menginspirasi anti korupsi,” tuturnya.

Selain itu, Ganjar juga memerintahkan supaya menjaga integritas dan profesionalitas.

“Kalau kita profesional dan berintegritas dalam bekerja itu nilainya satu. Kalau kita lebih baik dapat nilai nol di belakang. Jadi, nilainya 10. Dan kalau bisa mempengaruhi yang lain menjadi baik, ditambah lagi nol, jadi 100. Dan seterusnya, kebaikan-kebaikan menambah nol di belakangnya,” pungkasnya.

Diketahui, 11 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama tersebut, adalah Iwanuddin Iskandar (Kepala Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Jateng), Eddy Sulistiyo Bramiyanto (Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jateng), Haerudin (Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jateng), Harso Susilo (Kepala Dinas Sosial Provinsi Jateng), Arief Djatmiko (Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Jateng), Sakina Rosellasari (Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jateng).

Cahyono Hadi (Direktur RSUD Dr. Moewardi Provinsi Jateng), Tri Kuncoro (Direktur RSUD Dr. Margono Soekarjo Provinsi Jateng), Alek Jusran (Direktur RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jateng), Heri Dwi Purnomo (Wakil Direktur Umum RSUD Dr. Moewardi Provinsi Jateng), dan Yasip Khasani (Wakil Direktur Keuangan RSUD Dr. Moewardi Provinsi Jateng).

Hery Priyono-Wahyu