blank
Penjual nasi pager atau sego pager setiap harinya berjualan di sekitar Desa Bugel, Ketitang dan Godong. Mereka berjualan dari pagi hingga menjelang siang hari. Foto : Hana Eswe.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Sebanyak 1.500 tiket Festival Sega Pager (nasi pagar)  ludes terjual. Hal itu dikatakan Mustakim, ketua panitia Festival Sega Pager, Kamis (16/1).

Menurut Mustakim, penjualan tiket seharga Rp 10 ribu tersebut telah habis terjual setelah pihaknya mempromosikan lewat media sosial. Meski demikian, warga yang belum memiliki tiket tetap boleh masuk ke arena festival.

“Jadi konsepnya, kita adakan Festival Sega Pager ini pada Minggu (19/1) lusa. Acara ini digelar di Desa Bugel, Kecamatan Godong. Tepatnya di halaman perumahan Griya Citra Indah. Sementara ini, tiket sudah ludes terjual. Tetapi, untuk warga yang tidak sempat membeli tiket, kita buka penjualan langsung dengan porsi yang dipersiapkan sebanyak 150 orang,” jelas Mustakim, saat ditemui di sela-sela persiapan acara.

Festival Sega Pager ini baru kali pertama diadakan di Kabupaten Grobogan. Sego Pager sendiri merupakan makanan khas masyarakat Kecamatan Godong, yang dikenal sejak tahun 1960.

Penamaan Sega Pager sendiri terucap begitu saja pada saat itu. Menurut Mustakim, sebelum dikenal sebagai sego pager dikenal sebagai sego janganan (nasi dengan sayuran).

blank
Mustakim, ketua panitia Festival Sego Pager menjelaskan, kelak makanan khas ini harus dilestarikan dan bisa dikenal di seluruh penjuru tanah air. Foto : Hana Eswe.

Komposisi dari Sega Pager sendiri hampir mirip dengan nasi pecel. Yang membedakan, sayur-sayuran yang dicampurkan dalam menu makanan ini. Hal yang membedakan lagi, ada sensasi asin gurih yang didapatkan dari parutan kelapa yang disangrai dan akrab diinamakan uyah goreng.

“Ini makanan khas yang harus kita lestarikan. Bahkan, saat ini anak muda sudah mulai akrab dengan nasi pager ini. Ini adalah salah satu tujuan kami. Kedua, kami juga ingin nasi pager ini dikenal di seluruh pelosok tanah air. Khususnya, di wilayah Jawa Tengah sendiri. Filosofinya, Sega Pager ini berupa nasi dengan tambahan sayur-sayuran yang merambat di pagar rumah-rumah warga saat itu. Ada mlandhing (petai cina), daun pepaya, kenikir, daun ketela pohon, kecambah,” tambah Mustakim.

Sebanyak 150 pedagang nasi pager dilibatkan dalam kegiatan ini. Tak hanya itu, rencananya Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo akan datang untuk melihat langsung festival ini.

“Insya Allah, mudah-mudahan, Bapak Ganjar bisa rawuh ke sini. Sebelum festival dimulai, kita juga adakan jalan sehat dan kemudian dilanjutkan dengan sarapan nasi pager. Ada bazaar dan live music dan senam bareng. Acara ini digelar juga dalam rangka HUT kedua car free night (CFN) yang sudah menjadi tradisi kita setiap dua kali seminggu di wilayah Kecamatan Godong, khususnya di Desa Bugel,” pungkas Mustakim.

Hana Eswe-Wahyu