blank
Melalui anak tangga yang ada di Gunung Tidar ini, ,   Rama Totok Santoso 'Raja' Keraton Agung Sejagad dan permaisuri “Ratu” Fanni Aminadi beserta pengikutnya pernah melakukan ritual “ Ruwat Mataram Bumi Mandala” pad Mei 2019 lalu. Foto: Yon

blankMAGELANG (SUARABARU.ID)–  Berita menghebohkan dari wilayah Kabupaten Purworejo dalam beberapa hari terakhir ini, yakni kemunculan “Raja-Ratu Keraton Agung Sejagad” banyak menyita perhatian masyarakat.

Di Kota Magelang, Rama Totok Santoso ‘Raja’ Keraton Agung Sejagad dan permaisuri “Ratu” Fanni Aminadi ternyata pernah melakukan sebuah ritual khusus di puncak Gunung Tidar, Kota Magelang,  sekitar Mei 2019 lalu.

“Saat melakukan ritual di puncak Gunung Tidar, Raja dan Ratu dari Keraton Agung Sejagad tersebut diikuti ratusan pengikutnya, pada Mei 2019 lalu,” kata Heri Setiawan, salah satu petugas jaga Gunung Tidar, Kota Magelang.

blank
Maka Kiai Semar di Puncak Gunung Tidar, tempat yang juga sering digunakan untuk ritual. Foto: Istimewa

Hery mengatakan, dirinya setelah  melihat adanya tayangan  berita raja di Purworejo  di sebuah stasiun televisi swasta, jadi  teringat  akan wajah yang pernah dijumpainya. Setelah diamati, ternyata wajah sang “Raja” dan “Ratu” di Purworejo tersebut mirip dengan Romo Totok yang pernah naik ke  Gunung Tidar.

“Selain itu, pakaian yang digunakannya Bersama dengan ratusan pengikutnya  juga  mirip saat naik ke Gunung Tidar,” kata Heri Setyawan.

Menurutnya, pelaksanaan ritual “Ruwat Mataram Bumi Mandala” yang dilangsungkan di gunung yang dikenal dengan “Pakuning Tanah Jawi” tersebut  dilangsungkan malam hari hingga dini hari.

Ia menambahkan, dalam ritual tersebut, ratusan orang yang termasuk dalam  rombongan tersebut saat mendaki Gunung Tidar  dari bawah hingga  atas melakukan arak-arakan dan diiringi musik drumband.

Sesampainya di puncak Tidar, dalam ritual tersebut mereka juga memotong ayam.  Selain itu, mereka juga mengubur darah ayam  yang dipotong tersebut  di sekeliling Tugu  “3Sa” ( Sapa Salah Seleh) dan dilanjutkan  doa bersama dan tumpengan.

blank
Tugu Tiga Sa (sapa salah seleh) di Puncak Tidar. Di sini, Raja dan Rati Agung Sejagad juga pernah melakukan ritual. Foto: istimewa)

Hery mengaku, saat melihat ritual tersebut,u dirinya sempat merasa  ada sesuatu yang janggal. Karena,  para pengikut Raja Totok Santoso tersebut berasal dari berbagai daerah. Istrinya mengenakan pakaian kebesaran seperti yang viral beberapa hari lalu. Sementara, para pengikutnya, pria dan wanita mengenakan pakaian sendiri. Ada yang mengenakan  pakaian ala prajurit, ada  pula yang memakai jubah putih. Sedangkan, pengikut wanita  memakai kebaya

Sementara, juru kunci Gunung Tidar, Sutijah mengaku, saat itu dirinya hanya mendengar ada ramai-ramai di sekitar lapangan puncak Gunung Tidar. Sutijah menuturkan, dirinya, tidak tahu yang mengadakan ruwatan dari mana.

“Malam itu, kami mendengar ada ramai-ramai, tapi tidak tahu siapa yang mengadakan,” ujarnya.

Yon-Trs