blank
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat melakukan penanaman pohon di pegunungan Patiayam, Kudus. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Vice Precident Director Djarum Foundation, FX Supanji mengungkapkan pernah memperlihatkan foto-foto Pegunungan Patiayam kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Saat itu, Ganjar langsung kaget karena kondisi Patiayam sudah begitu rusak.

“Beberapa waktu lalu Pak Ganjar sempat kaget setelah minta foto pegunungan Patiayam, beliau terkejut setelah saya kirim dan melihat kondisinya. Lalu timbullah pemikiran, kalau puncak-puncak gunung ini dihijaukan lagi,”kata Supanji di sela-sela konservasi Patiayam bersama Gunernur Jateng, Ganjar Pranowo, Rabu (15/1/2020).

Baca juga:

Diprotes Petani Patiayam, Ganjar Justru Senang

Pesan Ganjar ke Petani Patiayam: Nugel Siji Nandur Sewu

Penghijauan tersebut, kata Supanji hanya dengan satu tujuan mengembalikan keseimbangan ekosistem lagi. Jika gunung kembali jijau, akan menghasilkan air dan meresap ke dalam tanah dan memberi pengairan pada kita semua juga tanaman yang ada, sehingga akan memberi kemakmuran pada masyarakat.

“Tapi bagaimana kita mau mencapai tujuan itu kalau menanam saja tidak. Akhirnya kami sepakat mulai hijaukan lagi Patiayam,”katanya.

Supanji, mengatakan jika Djarum Foundation akan terus berkomitmen dalam menghijaukan daerah-daerah gundul. Terutama pada daerah lereng Muria dan Perbukitan Patiayam. “Kami tentu akan berkomitmen untuk terus menghijaukan Lereng Muria dan Patiayam guna mengurangi pemanasan global,” katanya.

Pada masyarakat, pihaknya pun berpesan agar ikut menjaga dan merawat apa yang telah ditanam oleh pihaknya maupun dari berbagai kalangan. Dengan begitu, Perbukitan Patiayam akan asri kembali.

Tanaman Keras

“Kami terus berkomitmen dalam hal penghijauan, untuk pohon yang kami tanam ada jenis Mangga, asam jawa, hingga petai. Serta berbagai tanaman buah lainnya dengan jumlah total puluhan ribu,” terangnya.

Upaya menghijaukan kawasan Pegunungan Patiayam di Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang kondisinya gundul membutuhkan bibit pohon hingga 600.000 bibit sehingga nantinya bisa meminimalkan kemungkinan terjadinya potensi banjir.

Dalam kehadirannya di Patiayam, Ganjar Pranowo mengingatkan program penanaman pohon di Pegunungan Patiayam ini jangan hanya sekadar tanam, melainkan harus ada perawatannya. Jika bibit pohon ditanam kemudian dibiarkan, kata dia, belum tentu bisa hidup karena pohon bisa bertahan hidup setelah dirawat secara intensif selama kurang lebih tiga tahunan. “Jadi, tanpa peran masyarakat setempat, program ini juga tidak bisa berjalan maksimal,”katanya.

Plt Bupati Kudus Hartopo menambahkan, konservasi lahan Patiayam sejauh ini terkendala persoalan ekonomi karena warga lebih memilih tanaman semusim seperti jagung dan ketela. Sementara, pohon keras justru banyak ditebang karena dianggap menutupi tanaman palawijanya.

Oleh karena itu, pada program konservasi ini, pemilihan pohon buah-buahan yang ditanam, diharapkan bisa merubah budaya petani. “Jadi, nantinya petani tidak lagi mengandalkan tanaman semusim, tapi bisa memetik buah dari pohon-pohon yang ditanam,”tandasnya.

Tm/Ab