blank
Wali Kota Sigit Widyonindito menjadi pembina upacara hari Senin di SMPN 6, Kota Magelang, (Humas Pemkot Magelang)

blankMAGELANG (SUARABARU.ID)- Wali Kota Sigit Widyonindito memastikan pelayanan pendidikan di Kota Magelang merata, tanpa memandang daerah asal. Dia juga meminta para guru tidak melakukan dikotomi terhadap anak didik.

‘’Jangan ada dikotomi dari kabupaten atau Kota, tapi Magelang. Anak-anak harus dilayani,’’ pinta Sigit saat memberi pembinaan kepada para guru SMPN 6 Kota Magelang, Jalan Kyai Mojo 32, Kelurahan Cacaban, Kecamatan Magelang Tengah, Senin (13/1).

Sebelum memberi pembinaan kepada guru, Sigit menjadi pembina upacara bendera di halaman sekolah setempat. Kepada pada siswa, dia meminta siswa tidak perlu khawatir meski berasal dari luar Kota Magelang.  SMPN 6 letaknya berbatasan dengan Kabupaten Magelang dan terdapat siswa berasal dari Trasan, Bandongan (Kabupaten Magelang) dan sekitarnya.

‘’Saya tahu letaknya SMPN 6  berbatasan dengan Kabupaten Magelang, ada dari Trasan, Bandongan, daerah utara, selatan dan lainnya. Tidak ada masalah semua mendapatkan pelayanan yang sama,’’ tegasnya.

Menurutnya, tidak sedikit peserta didik di Kota Magelang berasal dari luar daerah. Ini menandakan pendidikan di kota ini mempunyai nilai, dan para orang tua berharap anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang baik.

Hal itu tidak lepas dari program-program pendidikan yang memprioritaskan kepentingan anak didik maupun guru, seperti pemberian seragam sekolah dan sepatu gratis hingga pemberian gaji bagi guru tidak tetap (GTT) sesuai ketentuan upar minimum regional (UMR).

‘’Pemberian seragam gratis dan sebagainya sudah berjalan 4 tahun. ‌Banyak yang bersekolah di Kota Magelang karena nilai/value sekolah-sekolah kita adalah unggul. ‌Para guru adalah penentu masa depan anak-anak di Kota Magelang,’’ ungkapnya,  didampingi Sekda Joko Budiyono dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Agus Sujito.

Wali kota juga mengajak para guru untuk berfikir cerdas dalam memajukan Kota Magelang yang minim sumber daya alam (SDA). Termasuk menangkap peluang Kota Magelang sebagai kota satelit dari keberadaan destinasi wisata dunia Candi Borobudur, dan rencana pembangunan jalan tol Bawen-Yogyakarta.

Kepala Disdikbud Kota Magelang, Agus Sujito menerangkan,  jumlah siswa SMPN 6 sebanyak  512 anak didik. Sebanyak 40 persen diantaranya berasal dari Kabupaten Magelang, dan 60 persen dari Kota Magelang. Kemudian guru sebanyak 27 orang (PNS) dan 6 orang (GTT).

Salah satu guru, Jarwanto, menyampaikan apresiasi atas kunjungan Wali Kota Magelang ke SMPN 6 karena, secara tidak langsung akan memotivasi guru dan anak didik. Meski berasal dari Sawangan Kabupaten Magelang, dirinya mengapresiasi kebijakan pemerintah terkait pendidikan. Antara  lain pemberlakukan jam belajar serta pembagian seragam dan sepatu gratis.

‘’Pemberlakuan jam belajar (malam) bagi anak itu kebijakan yang bagus. Kemudian, ada pembagian seragam dan sekolah gratis. Termasuk gaji GTT yang UMR itu sangat membantu,’’  ujarnya. (hms)

Editor : Doddy Ardjono