Freedom for Vape Jadi Edukasi Rokok Elektrik
Ratusan foto rontgen pengguna vape dipajang di acara Freedom for Vape yang diadakan komunitas vape Kota Semarang di Hotel Star Semarang, Sabtu (11/1/2020) malam. (foto: hery priyono)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Komunitas vape Kota Semarang menggelar acara Freedom for Vape, Sabtu (11/1/2020) malam, di Hotel Star Semarang. Selain menjadi ajang kumpul para vaper, acara tersebut juga diisi dengan talkshow seputar dunia vape.

Ketua Penasihat Asosiasi Vaper Indonesia (AVI), Dimasz Jeremiah mengatakan, selama ini pemerintah ingin masyarakat tidak merokok karena berdampak buruk pada kesehatan. Namun di sisi lain pemerintah juga khawatir dengan petani tembakau jika rokok berkurang konsumsinya.

“Kalau ditanya dari sisi kesehatannya, vape lebih rendah resikonya daripada rokok. Selain itu untuk konsumsi tembakaunya, vape menyerap lebih banyak, bahkan sisa dari tembakau masih bisa digunakan karena vape membutuhkan sari tembakau atau nikotinnya saja,” katanya.

Dimas menambahkan, jika sekarang ini vape atau rokok elektrik bisa menjadi pontensi yang besar pemasukan negara melalui cukai selain dari rokok konvensional. Belum lagi petani tembakau tetap bisa terbantu lantaran penyerapan tembakau bisa sangat maksimal.

“Potensinya sangat besar, namun sampai saat ini belum ada regulasi soal rokok elektronik ini. Kalau Indonensia berani mendeklarasikan sebagai produsen rokok konvensional terbesar di dunia, maka harusnya berani juga jadi produsen rokok baru yang rendah risikonya,” katanya.

Senada dengan Dimas, Eko Prio HC selaku Ketua Bidang Produksi Asosiasi Vaporizer Indonesia (AVI) mengatakan, kenaikan cukai rokok menyebabkan harga rokok ikut naik sehingga dampaknya secara tidak langsung diprediksi masyarakat akan berpindah menggunakan rokok elektrik atau vape.

“Selama ini pabrik rokok cuma menerima tembakau petani hanya yang berkualitas baik saja, sisanya terbuang percuma tidak terserap. Tapi kalau untuk liquid vape semuanya terpakai, karena yang dibutuhkan sari nikotinnya, sehingga tembakau dari petani pasti terserap,” katanya.

Sebagai catatan, dari laporan Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia, di tahun 2019 sebanyak 10 ribu ton tembakau terbuang percuma tak layak jual. Hal ini akibat musim tanam yang buruk sepanjang tahun.

“Kalau liquid vape produksi di 2019 mencapai 30 juta botol, ini kan artinya bisa menyerap sekitar 2.500 ton tembakau dari produksi 10 ribu ton tembakau yang terbuang sia-sia di 2019. Bayangkan saja kalau di 2020 produksi liquid vape ditingkatkan, pasti bisa menyerap lebih banyak tembakau petani,” katanya.