blank
Ketua Panitia Natal ASN Kristiani Pemprov Jateng Hanung Triyono menyerahkan bantuan kepada Ketua Yayasan Sekolah Kehidupan Priscilla Smith dalam acara bakti Kasih. Foto: TRS

(SUARABARU.ID) – Panitia Natal Pemprov Jateng mengunjungi Yayasan Sekolah Kehidupan (School of Life Foundation) di Jalan Cakrawala III/34-36 Semarang, Jumat (10/1). Kunjungan berkaitan dengan program bakti kasih sehubungan dengan perayaan Natal ASN Kristiani di jajaran Pemprov Jateng ini dipimpin langsung ketua panitia Hanung Triyono.

Priscilla Smith, pimpinan Sekolah Kehidupan mengatakan, lembaganya merawat sekitar 70 orang yang rata-rata mengalami gangguan mental/kejiwaan. “Mereka yang kami rawat di sini adalah orang-orang terbuang dalam artian yang sebenarnya. Mereka tidak pernah lagi diakui oleh keluarganya, karena gangguan jiwa yang dideritanya,” kata Priscilla yang juga seorang tunanetra ini.

blank
Penghuni Yayasan Sekolah kehidupan, yang sebagian besar penderita gangguan kejiwaan. Mereka disebut sebagai orang terbuang, karena keluarganya pun tidak memperhatikan. Foto: TRS

Priscilla menyebut, dalam mengelola lembaga ini, penuh dengan tantangan dan kesulitan. Pernah pada suatu masa, dia hanya bisa memberi makan orang-orang yang dirawat ini sekadar dengan nasi seadanya, karena memang ketiadaan. “Tetapi puji Tuhan, sampai saat ini kami tetap bisa memberi makan dan merawat mereka. Kami tak pernah kurang makan, semua ini karena hidup selalu dipelihara oleh Tuhan,” katanya.

Dia mengucapkan terima kasih kepada panitia Natal Pemprov Jateng yang berkunjung ke Sekolah Kehidupan. “Kehadiran Bapak-ibu menjadikan kami senang, bukan semata karena adanya pemberian-pemberian. Tetapi karena kami merasa diperhatikan, mereka yang dirawat di sini merasa ada yang memperhatikan, karena selama ini tak pernah lagi ada keluarganya yang datang,” katanya.

blank
Panitia Natal ASN Pemprov Jateng berbagi kasih di Yayasan Sekolah Kehidupan. Foto: TRS

Menurut Sam, seorang pekarya di Yayasan Sekolah kehidupan, ada sekitar 70 orang yang dirawat di tempat tersebut, dengan sebagian besar adalah penderita gangguan jiwa. “Ada yang datang diantar keluarganya, tetapi kemudian tidak pernah ditengok. Ada bayi yang kami temukan dibuang, dan kemudian kami rawat, ada juga orang tua yang kami temukan di jalan kemudian kami bawa ke sini,” kata Sam.

Sementara itu, Ketua Panittia Hanung Triyono mengatakan, sesuai dengan tema Natal tahun ini, menjadi sahabat bagi semua orang, maka apa yang dilakukan saat ini adalah mewujudkan tema itu dalam kenyataan. “Selalu ada semangat kebersamaan di antara sesama. Dan inilah yang kami lakukan saat ini,” kata Hanung.

Panitia Natal Pemprov Jateng memberikan bantuan uang sebesar Rp 15 juta dan kebutuhan lain untuk yayasan tersebut. Penghuni yayasan juga diajak bernyanyi dan bersuka cita. Sementara ada seorang penghuni tunanetra yang tampil menyanyi dengan suara yang amat bagus.

HIV/AIDS

Selain mengunjungi Sekolah Kehidupan, panitia juga berkunjung ke Yayasan Aira di Jalan Kaba, Tandang, Semarang yang melayani ODHA (orang dengan HIV/AIDS). Di rumah singgah ini ada ibu dan anak-anak yang terinfeksi HIV dan mengidap AIDS.

blank
Panitia Natal yang diwakili Ratna Dewajati menyerahkan bantuan kepada pengelola Rumah Aira, Magdalena, yang sedang menggendong anak yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi HIV. Foto: TRS

Magdalena, pengelola yayasan tersebut mengaku tergerak untuk mendirikan yayasan ini, karena merasa kasihan melihat anak-anak yang terkena HIV/AIDS. “Tetaoi bukan hanya anak-anak, ibunya juga kami layani,” katanya.

Di tempat ini, panitia Natal Provinsi Jateng juga menyerahkan bantuan berupa uang sebesar Rp 15 juta, sama dengan yang diserahkan ke Yayasan Sekolah Kehidupan.

Tony RS