blank
Kondisi debit air Bendungan Wilalung sejauh ini masih aman. foto:dok/Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Debit air di Bendungan Wilalung hingga Selasa (7/1) terpantau masih aman. Kondisi tersebut sekaligus membantah adanya isu yang sempat beredar kalau salah satu bangunan pengendali air yang berada di Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan tersebut telah jebol.

Dari informasi resmi Kecamatan Undaan, ketinggian air di bendungan Wilalung saat ini memang masih cukup tinggi. Hanya saja, ketinggian air tersebut masih dalam level aman untuk kesiagaan banjir.

Hingga pagi ini, ketinggian air masih berkisar di angka 375 meter kubik per detik. Angka tersebut cenderung menurun dibanding kondisi hari sebelumnya yang sudah mencapai 500 meter kubik per detik.

“Sejauh ini masih aman, jadi masyarakat tak perlu resah,”kata Sekretaris Kecamatan Undaan, Sancaka Dwi Supani.

Namun demikian, masyarakat tetap diimbau untuk waspada. Bahkan, saat malam hari masyarakat di sepanjang tanggul Sungai Wulan diminta untuk melakukan kegiatan Poskamling guna memantau ketinggian air dari waktu ke waktu.

Secara teknis, debit air bendungan Wilalung baru akan masuk level Siaga II setelah mencapai 400-500  meter kubik per detik.  Level akan naik menjadi Siaga II  jika air sudah mencapai 500-550 meter per detik.

Kewaspadaan tinggi baru akan dilakukan jika sudah masuk dalam level Siaga III dimana debit air mencapai 550 meter kubik ke atas. Di level tersebut, pantauan harus dilakukan dari waktu ke waktu untuk mendeteksi bencana banjir.

Kondisi debit air Bendungan Wilalung juga sangat tergantung kondisi curah hujan di wilayah hulu yakni dari Grobogan dan sekitarnya. Bendungan Wilalung memecah aliran sungai menjadi dua bagian yakni Sungai Juwana dan Sungai Wulan yang melintasi sebagian wilayah Kudus dan Demak.

Ditambahkan, jika debit air di Wilalung mencapai 800 meter kubik per detik, maka sesuai standard operating procedure (SOP), maka pintu air yang mengarah ke Sungai Juwana harus dibuka. Namun demikian, menurut dia, hal itu juga harus mempertimbangkan kondisi arus air di hilir sungai tersebut.

“Ada beberapa aliran sungai yang menuju Sungai Juwana. Semisal, Sungai Piji, Logung, ‎dan Dawe. Jika kondisi Juwana sudah penuh, maka juga tak bisa serta merta dibuka,” ucapnya.

Supani menamengatakan pihaknya selalu berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, guna memantau perkembangan di Wilalung. Menurut dia, selain Kudus pengendali banjir Wilalung juga menyangkut wilayah kabupaten tetangga; Demak.

Menurut Supani, agar tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan maka semua pihak harus mematuhi ‎SOP yang ada. “Itu menjadi patokan untuk pengoperasionalan pengendali banjir ini, semua pihak harus mematuhi SOP,” tandasnya.

Tm-Sb/Ab