blank

Puisi Amir Machmud NS

untuk apa kau takut menguliti diri
kalau dengan cara itu kau bersiap mematut hati
bukankah hidup adalah referensi sejati
tiap saat kita menemukan dinamika
ayat-ayat qauniyah yang menyalakan alarm
sangkakala tak harus melengking nyaring
namun mampu mengguncang sukma
lewat sentuhan-sentuhan meremas hati

kepada kita selalu tersedia repetisi
momentum hidup bagai remidi
terbuka kesempatan menguliti
untuk introspeksi, merenungkan sesunyi apa pun jejalan kau lalui
kita perbaiki, terus perbaiki
sampai menemukan untuk apa harus mematut diri
demi dan atas nama yang hakiki

amanah sejatinya komitmen diri sendiri
kelapangan jiwa untuk tidak memijak kepentingan pribadi
saat pikiran limbung
saat nurani bertarung
saat hati menghitung
kebadian pilihan untuk apa dan akan ke mana kaki melangkah
itulah hidup dan sejatinya itulah mati

di pengujung warsa
kelam atau ceria
tak lagi penting untuk meminta
kecuali kita sendiri mengubahnya
dari perenungan sunyi
dan kita tak pernah ragu
memilih yang mana
dan kita tak pernah merasa
sama sekali kehilangan masa

di halaman depan akan kautemukan embun
mengkristal murni mencecap aroma langit bumi
balurlah muka dengan masa depan
usap aroma yang harus kaulepas pergi
datang, datanglah harapan
pergi, pergilah kepedihan…

Semarang, 29 Desember 2019