blank

TAHUN 1971 pada jam 08.00 tetangga saya rumahnya tampak masih tutupan. Karena tetangga curiga ada apa, pintu rumah  diketuk, namun tidak ada jawaban. Setelah digedor-gedor, penghuni rumah baru bangun dan sadar bahwa seisi rumahnya banyak yang raib.

Setiap kejadian pencurian yang ditengarai menggunakan kekuatan mistis, (sirep) selalu ada tanda yang ditinggalkan. Dan yang terjadi pada tetangga saya itu batang talas yang diletakkan di depan pintu.

Di Jawa Barat ada pejabat dari salah satu instansi yang logikanya pencuri mikir berurusan dengan tuan rumah. Namun suatu malam dua motornya hilang.

Yang bikin gregetan itu, pencuri menulis pesan di tembok ”Kamu beli motor lagi, besuk kalau saya sudah ada waktu, akan saya curi lagi.” Dan kurang ajarnya, pencuri itu sempat menghabiskan nasi dan lauk di dapur.

Model pencuri bercanda, pernah juga dialami peternak sapi. Suatu malam dua sapi indukannya raib dan pencurinya menempelkan kertas pada sapi yang masih kecil (anakan) berbunyi  “Sapi ini dirawat yang baik, besuk jika sudah besar akan saya curi.”

Ditengarai, pelakunya sama, minimalnya satu kelompok atau satu perguruan. Indikasinya,  pagi hari di TKP ditemukan benda mistis,  bunga dibungkus daun. Selain panjang tangan, pencuri itu pangjang juga rasa humornya.

Agar Aman Dari Pencurian

Metafisika menawarkan berbagai konsep agar rumah, tempat usaha, kebon, sawah aman dari pencurian. Metodenya beragam. Bagi kalangan santri dengan  merutinkan doa-doa perlindungan: Ayat Kursy, atau amalan “Jawa Kewalian” kombinasi antara konsep agama dan budaya.

Misalnya, Mantra Aji Sir Luput :  Bismillahirrohmanirrohim/ La Tudrikuhul Absharu, wa huwa yudrikul abshara wa huwallathiiful Khabir, sir teguh sir luput sir ora katon.

(Dengan menyebut Nama Tuhan Yang Maha Pengasih Penyayang. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. Aku kuat, aku lepas aku tidak kelihatan).

Para sesepuh zaman dulu mengajarkan ilmu siker ini dengan melakukan puasa nyireh pada hari Selasa, Rabu dan Kamis. Dan malam Jumat tidak tidur sampai pagi dan selama puasa, doa atau mantranya dibaca 1.000 hingga 7.000 kali.

Ilmu ini multi fungsi,  termasuk salah satu manfaatnya untuk menutup pandangan orang yang berniat jahat, dan sekaligus melindungi dari kejahatan yang bersifat metafisis, sihir, santet, Dsb.

Pemanfaatan ilmu Siker (Pagar-Gaib) khusus untuk lokasi yang disitu ada aktivitas bisnisnya, misalnya toko atau warung, sebaiknya tidak menggunakan mantra sebagaimana tersebut diatas.

Karena jika penerapan energinya maksimal, warung atau toko bisa tidak kelihatan, atau kelihatan tetapi tampak tak berpenghuni atau pembeli, atau pintunya tampak tutup.  Amalan tersebut lebih cocok untuk melindungi sawah, kebun, gudang, yang disitu tak ada aktivitas perniagaan.

Selain fungsi tersebut, amalan ini berfungsi melemahkan niat jahat, hingga pelaku mengurungkan niatnya. Matanya bisa saja melihat, namun hatinya  lemah hingga tak ada niat untuk melakukan kejahatan.

Wirid

Agar selamat dari berbagai bahaya, kita dapat mengamalkan doa keselamatan dari kejahatan. Dan versi agama yang dianjurkan. Misalnya  : Allahu lathiifum bi’ibaadih allahu hafiizhun qodiimun azaliyyun hayyun qoyyumul laa yanaam.

(Ya Allah Dzat Yang Belas Kasih terhadap hamba-Nya, menjaga, dahulu, azali, hidup dan menjaga alam semesta yang tidak tidur.) Baca doa ini minimal tiga kali pagi dan menjelang petang.

Sedangkan jika difokuskan untuk selamat dari kejahatan fisik, bisa ditambah doa Robbi najjini minal qaumuzh zhaalimiin. (Ya Tuhanku! Selamatkanlah aku dari orang-orang yang dzalim).

 

Ayat Kursy

 

Menurut para ahli hikmah, hal yang berkaitan dengan perlindungan, Ayat Kursy bisa dibilang amalan favorid. Bahkan ketika ada kejadian unik disalah satu pesantren, saat ada pencuri masuk dan saat mau keluar tubuhnya mematung kaku, setelah saya telusuri dengan Pak Kiai, rahasia amalannya juga seputar Ayat Kursi.

Setelah memasuki dunia menulis, analisa saya lebih logis. Dalam ilmu Siker (Pagar Gaib) saya meyakini ketika ada uji-coba dan berhadiah.

Yaitu, ketika saya dapat order “memagari” kebon karet seluas 80 hektar di Sumatra. Karena pertimbangan jarak dan waktu, order saya alihkan adik seperguruan saya.

Normalnya, kebon seluas itu setiap 15 hari atau dua minggu menghasilkan karet 4,5 ton. Namun karena sering dijarah, hampir separo hilang hasilnya, yaitu hanya 2,4 ton. Berarti, berarti setiap dua minggu merugi sekitar Rp 50 Juta.

Setelah dilindungi dengan Siker, kembali ke angka normal  4,5 ton. Perubahan ke angka normalnya ini menunjukkan keberhasilan dari sebuah ikhtiar.