blank
GOA NGEJRING: Dikedalaman sekitar 180 meter di dalam Goa Jomblang Ngejring, ditemukan sebuah sumber air bersih yang layak dikonsumsi. Foto: dok/ist

WONOGIRI (SUARABARU.ID)– Setelah hampir lebih dari 80 tahun lamanya, warga Dusun Ngejring Desa Gendayakan, Kecamatan Paranggupito, Wonogiri kesulitan air, kini mereka bisa menikmati air bersih yang berasal dari dalam tanah mereka sendiri. Dan secara resmi proses pengangkatan air bersih dilakukan Selasa (17/12/2019).

Dengan menggunakan tiga pompa sekaligus, air yang ada dikedalaman sekitar 180 meter itu, bisa disedot keatas, untuk kemudian ditampung pada empat tandon yang mempunyai kapasitas total 8.000 liter.

BACA JUGA : Pemkot Magelang Raih Penghargaan IRSA 2019

Keberhasilan pengangkatan air dari dalam tanah itu, langsung disyukuri warga sekitar bersama tim penelusur yang tergabung dalam Gapadri Mapala Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY), serta beberapa perwakilan santri dari Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka).

Hal itu seperti yang disampaikan Mohammad Wiyanto, selaku Penanggung Jawab Tim Tanggap Darurat Bencana, yang mengawali proses pencarian sumber air bersih itu untuk yang pertama kalinya. Alumni ITNY yang juga menjabat sebagai Ketua DPW Padasuka Jateng ini mengatakan, pihaknya lega setelah mampu mengangkat air yang ada di perut bumi itu.

Diungkapkan dia, berawal dari informasi yang menyebutkan, di Dusun Ngejring ini telah hampir 10 bulan mengalami kekeringan dan kesulitan air, kemudian atas inisiatifnya dia bersama warga setempat, mencoba mencari sumber air di perkampungan yang ada di perbukitan kapur ini.

Tepatnya pada 29 Agustus 2019 lalu, mulailah dia mencoba menelusur temuan sebuah goa atau jumbleng/jomblang yang ada di wilayah itu. Setelah ditelusur, didapat kesimpulan sementara kalau goa itu sepertinya punya potensi sebagai sumber air. Karena kondisi medan yang berbahaya, Mohammad Wiyanto kemudian mencoba menghubungi adik-adik kelasnya di ITNY yang tergabung dalam Gapadri Mapala, untuk mencoba menuruni goa itu.

blank
SUMBER AIR: Tim Gapadri Mapala ITNY, saat menunjuk sumber air yang ditemukan. Foto: dok/ist

Setelah melalui proses panjang dan berliku penuh tantangan, terbukti di dalam tanah yang berkedalaman sekitar 180 meter itu, ditemukan sebuah sumber air bersih. Dan dengan berbagai upaya bersama serta dukungan dari Djarum Foundation, proses pengambilan atau pengangkatan air dari dalam Goa Jomblang Ngejring itu, akhirnya bisa dilakukan.

Acara peresmian sekaligus tasyakuran atas hasil kerja persaudaraan itu, digelar di Balai Desa Gendayakan, Selasa (17/12/2019). Hadir dalam acara ini, Ketua Umum DPP Padasuka KH Raden Syarif Rahmat, Kepala Desa Gendayakan Heri Sutopo, serta Program Manajer Bakti Sosial Djarum Foundation Budi Darmawan.

”Sebelum air ini digunakan warga untuk keperluan sehari-hari, kami sudah melakukan penelitian atas penemuan air di dalam tanah ini. Itu kami lakukan untuk mencegah kemungkinan buruk atas kualitas air yang kami temukan,” ujar Wiyanto, di sela-sela acara peresmian.

Dan usai melakukan beberapa kali penelitian atas kelayakan konsumsi dari air ini, dengan melibatkan dua orang ahli, yakni dosen teknik mesin ITNY Sulaiman Tampubolon ST MEng dan Chandra Gunawan ST MM dari Dinas Lingkungan Hidup, didapat kesimpulan, air dari dalam goa ini layak konsumsi.

blank
SALURKAN AIR: Program Manajer Bakti Sosial Djarum Foundation, Budi Darmawan secara simbolis menyalurkan air dari Goa Jomblang Ngejring ke dalam jerigen. Foto: riyan

Terus Komitmen

Kepala Desa Gendayakan Heri Sutopo dengan penuh haru mengaku bersyukur, atas keberhasilan ini. Dikatakan dia, sudah berpuluh-puluh tahun lamanya, warga Desa Gendayakan harus mencari air berpuluh-puluh kilometer jauhnya.

”Kini berkat bantuan dari tim Padasuka, ITNY, Djarum Foundation dan masyarakat setempat, kini kami bisa menikmati air bersih dengan mudah,” ungkap Heri Sutopo.

Sementara itu Program Manajer Bakti Sosial Djarum Foundation, Budi Darmawan menyatakan, keberadaan sungai bawah tanah di wilayah bukit kapur atau karst dengan gua-guanya, ternyata menyimpan potensi besar berupa sumber air bersih.

Menurut dia, kondisi ini mungkin akan menjadi solusi kebutuhan air bagi wilayah Paranggupito yang memang berada di perbukitan kapur.

”Setelah hampir empat bulan lamanya, kini masyarakat bisa menikmati air bersih yang ada di dalam tanah mereka sendiri. Kami bersyukur atas keberhasilan ini, dan kami berkomitmen untuk terus membantu, agar air bisa mengalir ke masing-masing rumah secara lancar,” tandas dia.

Riyan/Muha