blank
Model busana jungpara yang memiliki ciri khas ornamen seni ukir motif Jepara.

JEPARA – SuaraBaru.Id. Tata  Rias Pengantin Jungpara yang  diciptakan oleh Yana Moenza adalah tata rias pengantin yang memadukan potensi, sejarah, dan budaya yang berkembang di daerah pesisir. Karena itu  dalam Ragam Hias Pengantin  Jepara Pesisiran, laut menjadi salah satu media untuk mengexpresikan harapan-harapan yang ingin diraih oleh pengantin. Luat merupakan  simbolisasi   keikhlasan, ketidak putus asaan, kesabaran, konsisten,  kesetiaan, dan  kemakmuran. Sesuai dengan kekuatan budaya Jepara ragam hias Pengantin Jungpara  ini  juga memiliki  ciri khas ornamen seni ukir motif  Jepara yang dituangkan dalam batik  motif Jepara. Ragam rias  pengantin ini berhasil masuk   empat besar  tingkat Jawa Tengah, kategori pengantin khas daerah.

blank
busana yang diciptakan ole Yana Moenza memadukan potensi, sejarah, dan budaya yang berkembang di daerah pesisir.

Untuk memperkenalkan tata rias  pengantin ini,   telah dilakukan seminar  tata rias pengantin  Jungpara di Pendopo Kartini Jepara, Minggu (15/12/2019). Kegiatan yang diikuti oleh  para  perias pengantin  di Jepara ini diselenggarakan oleh  DPC Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (Harpi) Melati Jepara. Tujuannya  untuk mensosialisasikan  kepada  para  perias pengantin.

Menurut Yana Moenza,  dalam rias pengantin Jungpara,  hiasan kepala pengantin wanita terdapat mahkota Oklo. Bentuknya menyerupai stupa dengan warna doniman emas berhias berlian merah. Mahkota tersebut bermotif daun ikal sambung menyambung  menuju ke atas. “Mahkota Oklo ini melambangkan sifat  masyarakat Jepara yang religius.  Sedangkan Warna emas  pada mahkota melambangkan rasa optimisme pasangan pengantin. Motif daun ikal sambung menyambung  menuju keatas adalah  simbul rahmat, berkat, keselarasan  hidup dan kebahagiaan yang semua ditujukan untuk memuliakan Tuhan. Sementara  berlian merah melambangkan kekuatan cinta yang ingin dicapai bersama,” ujar  Yana Moenza    

Sedangkan busana pengantin putri,  kain jarik menggunakan warna dasar kuning kemerahan melambangkan kehangatan, keberanian, kesiapan, dan semangat pengantin untuk mengarungi bersama bahtera kehidupan dalam ikatan cinta yang kuat serta menggambarkan kehangatan dan semangat masyarakat pesisir. Kain jarik motifnya  kekayaan  biota  laut  seperti  pasir putih, kerang, dan rumput laut merupakan simbul masyarakat pesisir yang mengggantungkan  hidupnya pada kekayaan laut. “Tumbuhan dengan  tangkai relung menjalar keatas  merupakan simbul pasangan pengantin mampu bergerak  dinamis dan dapat menyesuaikan diri dalam  setiap situasi dan kondisi. Sedangkan daun terbuka merupakan simbol kebahagiaan dan   kemakmuran,”  papar  Yana Moenza yang juga Ketua Harpi  Melati.

Khusus pengantin pria, jarit yang digunakan hanya sebatas lutut dan memakai celana berwarna hitam. Mengenakan blangkon, dan berbalut beskap landung warna dasar merah dengan model terbuka, kian menambah kesan gagah. Terlebih adanya motif terangkai bergerak ke atas berwarna emas. Sedangkan aksesorisnya, tersemat keris dan ronce melati.

Atas capaiannya itu, Pemkab Jepara memberikan apresiasi setinggi-tingginya. Mewakili Plt. Bupati Jepara, Asisten II Sekda Jepara Mulyaji mengaku bangga akan kearifan lokal Jepara dapat dikenal luas. “Kami berharap masyarakat dapat ikut  melestarikannya”ujar Mulyaji.. (SuaraBaru.Id/Hadi Priyanto)