blank
ektor USM Andy Kridasusila menyerahkan SK guru besar Prof Dr Ir Sri Budi Wahjuningsih MP disaksikan Prof Dr H Muladi SH di Kampus USM

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Prof Dr Ir Sri Budi Wahjuningsih MP Dosen Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Semarang (USM) dikukuhakn sebagai guru besar/ profesor bidang teknologi hasil pertanian oleh rektor USM Andy Kridasusila di Auditorium Ir Widjatmoko USM pada Rabu (11/12).

Mantan Dekan FTP USM ini dikukuhkan sebagai anggota senat guru besar USM berdasarkan SK Rektor nomor 335/SK/USM.H/C/2019 dan sebelumnya menerima SK Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dengan nomor 30593/M/KP/2019 tentang kenaikan jabatan fungsional akademik/ fungsional pada September lalu.

Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Pembina Yayasan Alumni Undip Prof Dr H Muladi SH, Ketua Pengurus Yayasan Alumni Undip Prof H Abdullah Kelib SH, Guru Besar UGM Prof Dr Ir Marsono MS, Guru Besar Universitas Andalas Padang Prof Dr Ir Novizar Nazir MSi, Siti Atikoh Suprianti istri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Bintang Narsasi Mundjrin istri Bupati Kabupaten Semarang dan para guru besar serta tamu undangan.

Prof Dr Ir Sri Budi Wahjuningsih MP menyampaikan orasi ilmiah pengukuhan guru besar dengan judul “ Peluang dan tantangan pengembangan pangan fungsional berbasis pati resisten dari pangan lokal”.

Wakil Rektor II USM ini mengatakan bahwa Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia, sebagai sumber energi dan pemenuhan kebutuhan gizi, pangan yang sehat dan bergizi sangat diperlukan tubuh, namun dalam jumlah yang seimbang.

Kelebihan zat gizi dalam bahan pangan terutama tersedianya gula dan lemak tinggi dapat memicu beragam jenis penyakit tidak menular.

Guru besar bidang teknologi hasil pertanian ini juga memberikan gambaran bahwa bahan pangan lokal sumber karbohidrat yang diolah dengan tepat dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, salah satu diantaranya dengan adanya pembentukan pati resisten.

“Pati Resisten sebagai bagian dari komponen karbohidrat pada kenyataannya tanpa disadari sering ditemui dalam konsumsi sehari-hari dan peningkatan pemahaman terhadap cara pengolahan sumber pangan karbohidrat akan me-level up fungsinya sebagai pangan fungsional sehingga dapat bermanfaat bagi kesehatan” ungkapnya.

“Sifat-sifat fisik pati resisten memberikan efek fisiologis yang spesifik, dengan demikian memiliki efek kesehatan yang spesifik pula, Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk yang padat memiliki pola asupan zat gizi yang sangat bervariasi, sehingga kemungkinan efek negatif dari tingginya konsumsi sumber pangan karbohidrat khususnya nasi dan kurangnya pemahaman cara pengolahan yang benar dapat menimbulkan berbagai resiko penyakit tidak menular khususnya diabetes mellitus tipe 2” tambahnya.

Dijelaskan Prof Sri Budi bahwa perlu dikembangkan pangan fungsional berbasis pati resisten dari sumber karbohidrat lokal untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Peran teknologi disini sangat diperlukan tentunya dengan didukung sumber daya yang memadai” imbuhnya.

USM-Wahyu