blank
Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan Kabupaten Temanggung terus berupaya mengembangkan pola tanam padi organik. Saat ini ada dua desa yang menjadi lokasi proyek percontohan penanaman padi organik di wilayah Kabupaten Temanggung. Yakni, Desa Bulan, Kecamatan Selopampang dan Gandulan Kecamatan Kaloran. Foto: Suarabaru.id/ Yon

TEMANGGUNG (SUARABARU.ID)– Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan Kabupaten Temanggung terus berupaya mengembangkan pola tanam padi organik.

“Saat ini ada dua desa yang menjadi lokasi proyek percontohan penanaman padi organik di wilayah Kabupaten Temanggung. Yakni, Desa Bulan, Kecamatan Selopampang dan Gandulan Kecamatan Kaloran,” kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung, Harnani Imtikhandari.

Harnani mengatakan, di dua wilayah tersebut luas lahan padi yang ditanami padi organik mencapai 60 hektare. Dan bisa menghasilkan 6 sampai 6,2 ton per hektarenya.

Dipilihnya dua wilayah tersebut menjadi proyek percontohan tanaman padi organik, karena kondisi tanah lahan sawah di wilayah tersebut sangat masih memungkingkan untuk ditanami padi organik.

Menurutnya, para petani di Desa Bulan dan Gandulan masih banyak menggunakan pupuk organik berupa pupuk kandang yang berasal dari hewan ternaknya untuk memupuk tanaman padi yang ditanam di lahannya.

“Selain itu, kondisi tanah di sawah yang ada di dua desa tersebut masih gembur dan subur,” ujarnya.

Ia menambahkan, sedikitnya tiga keunggulan tanaman padi organik dibandingkan jenis padi biasa. Yakni dapat mengembalikan kesuburan lahan tanam, lebih menyehatkan karena kadar vitamin di dalamnya lebih tinggi, serta memiliki harga jual yang lebih mahal.

Penerapan sistem pertanian organik tersebut juga untuk melatih para petani menjadi petani berdaulat karena tidak tergantung dengan obat-obatan maupun pupuk kimia. Bahkan mereka bisa menciptakan sendiri dari bahan alami yang didapat dari sekitarnya.

Selain itu, beras yang dihasilkan tanaman padi organik juga tidak mengandung zat bahan kimia sehingga jauh lebih aman bagi kesehatan manusia..

“Diharapkan,dengan pola penanaman seperti ini diharapkan kesejahteraan ekonomi para petani juga semakin meningkat,” katanya.

Harnani menyebutkan, harga jual produk beras organik saat ini rata-rata telah menembus angka Rp 15.000 per kilogram. Sementara beras biasa yang hanya banderol pada kisaran Rp 9.000 sampai Rp 11.000 per kilogramnya.

Selain itu, beras organik masuk dalam kategori beras jenis premium karena peminatnya didominasi kalangan menengah ke atas, bahkan menjadi salah satu komoditas ekspor.

“Untuk menggenjot perluasan lahan serta tingkat produktifitas padi organik, kami telah memberikan sejumlah fasilitas bantuan bagi para petani. Mulai bibit padi, pupuk, obat pemberantas hama, hingga edukasi sebagai bekal pengetahuan mereka,” ujarnya.

Yon-Wahyu