blank
Pohon besar pundhen pesanggrahan Pangeran Sambernyawa di Rumah Tiban di Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri, tumbang diterjang puting beliung.

WONOGIRI – Pohon besar yang selama ini dijadikan pundhen (dikeramatkan) di Rumah Tiban pesanggrahan RM Said (Pangeran Sambernyawa), tumbang diterjang bencana puting beliung. Lokasi Rumah Tiban ini, berada di Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto (40 Kilometer arah timur laut Kota Wonogiri).

Tumbangnya pohon besar pundhen yang telah berumur ribuan tahun tersebut, tidak merobohi bangunan Rumah Tiban. Sebagai pesanggrahan Pangeran Sambernyawa, di gedong Rumah Tiban disimpan pusaka Tombak Kiai Limpung dan Keris Kiai Semar Tinandu. Yakni pusaka yang dulu dipakai RM Said tatkala melakukan perang Sambernyawan, untuk melawan ketidakadilan keraton dan penjajah Belanda.

Raden Mas Said, lahir di Kartasura 7 April 1725 dan meninggal di Surakarta 23 Desember 1795 pada umur 70 tahun. Pangeran Sambernyawa adalah pendiri Praja Kadipaten Agung Mangkunegaran Surakarta, yang menyandang gelar sebagai Pahlawan Nasional. Sebagai pendiri dinasti Mangkunegaran, ketika naik tahta, RM Said bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Arya Adipati (KGPAA) Sri Mangkunegara I.blank

Tumbangnya pohon pundhen tidak merusak bangunan gedong Rumah Tiban, yang di dalamnya untuk menyimpan pusaka perang Pangeran Sambernyawa. Yakni Tombak Kiai Limpung dan Keris Kiai Semar Tinandu. 

Tiga Kecamatan:
Kejadian tumbangnya pohon besar pundhen Rumah Tiban tersebut, berlangsung Senin petang (2/12), bersamaan dengan bencana puting beliung yang menerjang tiga wilayah kecamatan di Kabupaten Wonogiri. Yakni di Kecamatan Wonogiri Kota, Kecamatan Girimarto dan Kecamatan Slogohimo. Seperti pernah diberitakan, laporan awal yang masuk, bencana puting beliung itu melanda dua wilayah kecamatan di Kabupaten Wonogiri, yakni di Kecamatan Wonogiri Kota dan Kecamatan Girimarto.

Tapi laporan lengkap Selasa (3/12) yang diterima Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, menyebutkan, dampak puting beliung itu telah merusak setidaki-tidaknya 13 rumah penduduk. Perinciannya 6 rumah di wilayah Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri, dan 7 rumah di Kecamatan Slogohimo.

blank
Personel TRC dari BPBD Wonogiri bersama anggota Polsek, Koramil, Dinas Lingkungan Hidup, aparat Pemkab, DPU, melakukan langkah cepat menyingkirkan pohon tumbang melintang jalan. Ini dilakukan untuk membuka kembali ruas Jalan Murtipranoto yang macet.


Enam rumah penduduk yang rusak di Kecamatan Girimarto, adalah milik warga Desa Bubakan. Yakni rumah milik Pardi (50), Kidi (52), Marmin (49), Yatno (47), Mbah Sutinem (61) dan rumahMidi (58). ”Tidak ada korban jiwa,” jelas Bambang Haryanto.

Kemudian di Kecamatan Slogohimo, Wonogiri, puting beliung merusak  7 rumah dan kandang ternak milik warga di Dusun Duren, Desa Gunan (38 Kilometer arah timur Kota Wonogiri). Yaitu milik Pardiyono, Suyanto, Ny Tini, Sutarmo Sukidi, Ny Mujiyem, Ny Mariyem, dan rumah milik Ny Sakiyem.

Di Kecamatan Wonogiri Kota, puting beliung menumbangkan pohon peneduh tepi jalan di Depan Rumah Play Group Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ”Permata Hati” di Lingkungan Sanggrahan, Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri Kota. Pohon besar jenis Pinisum tumbang melintang jalan. Dampaknya, membuat macet arus lalu lintas di ruas Jalan Murtipranoto dan merusak pagar tembok Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Wonogiri. Untuk melakukan penanganan darurat, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Wonogiri, turun ke lokasi bersama jajaran Polsek, Koramil, aparat kecamatan, Dinas Lingkungan Hidup, Tim SAR, relawan siaga bencana, pamong desa, Karang Taruna dan masyarakat.

suarabaru.id/Bambang Pur