blank
Bubur ayam (Buryam) menjadi menu kuliner unggulan Kota Bandung dan sekitarnya. Menjadi menu sarapan menyapa pagi menyambut hari.

BANDUNG – Bubur ayam (Buryam) menjadi kuliner unggulan Kota Bandung. Menu khas Kota Kembang ini, sangat cocok untuk sarapan. Karena itu, Buyam dipopulerkan dengan sebutan kuliner unggulan Bandung menyapa pagi menyambut hari. Petuah bijak yang sering dilontarkan warga Bandung: ”Awali dengan sarapan Buryam, sebelum memulai aktivitas kerja.”

Kota Bandung, merupakan kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat (Jabar). Kota yang sering mendapat predikat sebagai Paris van Java ini, sekaligus menjadi ibu kota Provinsi Jabar. Kota ini, terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar di wilayah Pulau Jawa bagian selatan. Bandung Raya, merupakan wilayah metropolitan terbesar ketiga di Indonesia, setelah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi – yang merupakan wilayah metropolitannya DKI Jakarta), dan Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan- yang merupakan kawasan metropolitannya Provinsi Jawa Timur).

Bandung memiliki catatan historis penting bagi Indonesia, yakni sebagai tempat berdirinya perguruan tinggi teknik pertama di Indonesia (Technische Hoogeschool te Bandoeng atau TH Bandung),  sekarang ITB (Institut Teknologi Bandung). Di zaman perang kemerdekaan, menjadi lokasi ajang heroisme pertempuran yang melahirkan predikat Bandung Lautan Api. Bandung juga menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia Afrika (KAA) Tahun 1955, yakni suatu pertemuan bangsa Asia-Afrika yang menyuarakan semangat antikolonialisme. Perdana Menteri India, Jawaharlal Nehru, menyebutkan, Bandung adalah ibu kotanya Asia-Afrika.

Kota Bandung kini tumbuh menjadi kota belanja, banyak mall dan factory outlet yang bertebaran di kota ini, dan berkembang menjadi kota wisata kuliner, dan merupakan salah satu destinasi kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan.

blank
Pengunjung yang makan Buryam di Bandung, mendapatkan bonus gratis minuman teh tawar. Meski tersedia pula teh manis dan es teh manis.

Enam Varian:

Berbicara wisata kuliner, Buryam, menjadi salah satu menu unggulan di Bandung. Sebagai bahan menu kuliner unggulan, Buryam dibuat dari bahan baku beras yang direbus dengan santan dan ceker ayam. Dilengkapi dengan penyedap rasa daun salam dan garam. Cara memasaknya, rebus dan aduk terus agar terbentuk tekstur bubur yang sempurna. Untuk menghidangkannya, sajikan di mangkok, lengkapi dengan lauk ayam suwir, potongan (rajangan) ati ampela, taburkan irisan daun bawang dan seledri, serta sedikit merica bubuk, teteskan kecap manis, sambel cabe dan cakue. Makanlah Buryam dengan kerupuk aci atau kerupuk emping.

Betapa Buryam menjadi kuliner unggulan Kota Kembang, kiranya dapat dilihat dari antrean memanjang pembeli di Rumah Makan (RM) Buryam H Amid, Jalan Pajajaran Nomor: 105, Kota Bandung. Ada enam varian Buryam yang dijajakan di RM milik H Amid. Yakni Buryam biasa, Buryam ayam telor, Buryam Ati Ampela, Buryam spesial, Buryam Cakue, dan Buryam polos (biasa). Untuk menu Buryam spesial, per porsi harganya Rp 20 ribu.

Di Kota Bandung, banyak Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menjajakan Buryam secara angkringan memakai gerobak dorong. Tapi rekan yang lama tinggal di Bandung, merekomendasikan setidak-tidaknya ada 10 RM atau Kedai Buryam yang dijamin rasanya nendhang dan menggoyang lidah, serta memberikan jaminan kepuasan akan rasa.

blank
Buryam legendaris Pak H Amid, menyajikan enam varian buryam. Peminat tinggal memilih yang mana disuka.

Legendaris:

Kesepuluh Kedai Buryam itu terdiri atas, Buryam H Amid yang legendaris, berlokasi di Jalan Pajajaran dan di Jalan Mahmud Paoyanan, Cicendo. Buryam Gibbas di Jl. Kebonjati No: 187, Kebon Jeruk, Adir, Kota Bandung. Buryam P Imron di Jalan Terusan Jakarta Nomor: 339, Antapani Timur, Kota Bandung. Buryam P Zaenal di Jl Ir H Juanda Simpang Jalan Dago No: 224 Coblong, Kota Bandung, yang telah berdiri sejak 25 tahun yang lampau.

Berikut Buryam Mang H Oyo Pusat di Jl Sulanjaya Nomor: 30 Tamansari, Bandung Timur, yang eksis sejak Tahun 1970. Buryam Yuyu di Jl Batununggal Indah I/48, Mengger, Bandung Selatan. Buryam PMI di Jl Ambon Nomor: 8 A, Citarum, Bandung Timur. Selanjutnya Buryam Lampu Merah, Buryam Palaguna, Buryam Handayani, yang masing-masing beralamat di Jl Jenderal A Yani No: 909 Pasir Layung, Cibeunying Selatan, di Jl Dalem Kaum, Cikawp Lengkong, dan di Jl Dr Setia Budhi Nomor: 34 Hegarmanah, Cidadap, semuanya di Kota Bandung, Jabar.

Popularitas Buryam, ternyata tidak saja dimonopoli Kota Bandung. Tapi menu kuliner unggulan ini, juga mudah dijumpai di hampir setiap tempat strategis di Kabupaten Cianjur dan Sukabumi. Di pertigaan jalan depan Kantor Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, dibangun tugu monumen Buryam yang di puncaknya diberi kelengkapan mangkok besar berposisi miring.

blank
Mayoritas warga Kota Bandung dan sekitarnya, suka sarapan Buryam. Ini menjadikan Rumah Makan dan PKL Buryam selalu laris diserbu pembeli.

Di Kabupaten Sukabumi, ada RM Buryam terkenal namanya Bunut, yang berdiri sejak Tahun 1975, yang memiliki sejumlah cabang di berbagai lokasi perdagangan strategis di Sukabumi. Buryam Bunut, menawarkan tiga varian. Yakni Bubur Bayi dan Bubur biasa degan harga masing-masing Rp 20 ribu per porsi, serta Bubur spesial Rp 22 ribu per mangkok. Pengunjung dapat menambah lauk sayap atau kepala ayam goreng, dan telur Puyuh tusuk serta kroket (sejenis lumpia yang di dalamnya berisi bihun).

suarabaru.id/Bambang Pur