blank
Plt Bupati Kudus HM Hartopo ikut menumpang 'bus Tayo' yang dikemudikan siswa PAUD Terpadu Kalirejo. Foto:Suarabaru.id

KUDUS – Plt Bupati Kudus HM Hartopo meresmikan PAUD Terpadu Kalirejo sebagai sekolah PAUD percontohan yang difasilitasi Bhakti Pendidikan Djarum Foundation, Rabu (27/11).  Meski berada di kawasan pinggiran, namun PAUD Terpadu Kalirejo, Kecamatan Undaan ternyata memiliki fasilitas dan sistem pembelajaran modern.  Seperti apa fasilitas dan metode yang ditawarkan? Berikut ini liputannya.

Dengan menumpangi ‘bus Tayo’ mainan yang dikemudikan anak-anak, Hartopo bersama para tamu undangan berjalan bersama menuju ke gedung PAUD Terpadu Kalirejo yang berada di komplek balai desa setempat. Sejurus kemudian, rombongan pun disambut dengan para guru dan anak-anak yang sedang asyik bermain di halaman depan.

Sapa manis dari anak-anak tersebut pun disambut Hartopo dengan berbincang seputar permainan yang mereka lakukan. Bahkan, tanpa canggung, Hartopo pun ikut mencoba permainan engklek, permainan yang saat ini banyak ditinggalkan anak-anak.

Masuk lebih dalam lagi,  nuansa permainan nampak jelas di semua sudut-sudut sekolah. Mulai dari halaman tengah yang memiliki area prosotan lengkap dengan permainan pasir, hingga ke ruang-ruang kelas dipenuhi nuansa bermain.

Bahkan, lantai sekolah pun juga dilengkapi berbagai gambar tapak kaki hingga rambu-rambu arah yang bisa digunakan anak untuk bermain.

Pun dengan bagian belakang, deretan toilet mungil dan bersih juga nampak menarik. Sementara, di bagian halaman belakang ada juga kandang ayam dan kolam lele yang terbuat dari drum bekas.

Ya, PAUD Terpadu Kalirejo adalah salah satu dari PAUD di Kudus yang mendapat pendampingan dari Bhakti Pendidikan Djarum Foundation. Selain dilengkapi fasilitas yang baik, PAUD ini juga mengusung program pembelajaran berbasis bermain.

“Setelah keliling sekolah, bangunannya cukup megah serta sarana dan prasarananya juga sangat menunjang. Kami atas nama Pemkab Kudus berterima kasih kepada Djarum Foundation yang telah membantu pembangunan PAUD Terpadu Kalirejo,” kata Hartopo.

blank
Plt Bupati Kudus HM Hartopo berbincang dengan siswa PAUD Terpadu Kalirejo. foto:Suarabaru.id

Menurut dia model pembelajarannya yang sudah menerapkan konsep pembelajaran berbasis bermain bisa menjadi percontohan untuk sekolah PAUD lainnya. Dengan model pembelajaran tersebut, dia berharap, anak memiliki daya imajinasi yang lebih besar dan kreativitas anak juga semakin berkembang.

“Adanya PAUD Terpadu Kalirejo, kami berharap di Kudus benar-benar menjadi kabupaten yang modern, religius, cerdas, dan sejahtera,” ujarnya.

Belajar dengan Bermain

Sementara itu, Program Manager Bakti Pendidikan Djarum Foundation Felicia Hanito mengungkapkan banyak karakter anak yang bisa dikembangkan lewat bermain.  Melalui PAUD Terpadu Kalirejo tersebut, kata dia, guru lain bisa belajar model pembelajaran berbasis bermain dan menjadi inspirasi sekolah PAUD lainnya.

“Kami juga akan membimbing sekolah PAUD lainnya dengan cara yang sama. Harapannya, bisa bersama-sama meluaskan dampaknya sehingga model pembelajaran berbasis bermain bisa diterapksan di seluruh PAUD di Kudus,” ujarnya.

Ia mencatat PAUD Terpadu Kalirejo merupakan salah satu dari lima sekolah binaan yang didorong mengimplementasikan pembelajaran berbasis bermain.

Model pembelajaran tersebut, dianggap cukup krusial dalam membentuk human capital Indonesia yang siap bersaing dan berkarya di masa yang akan datang, yakni generasi yang aktif mencari ilmu, memiliki kecerdasan sosial dan emosional, mampu beradaptasi, kreatif dan haus untuk selalu belajar.

blank
Tempat cuci tangan siswa PAUD Terpadu Kalirejo terlihat sangat bersih dan rapi. foto:Suarabaru.id

Kepala Sekolah PAUD Terpadu Kalirejo Sumiyati menambahkan sekolah ini merupakan salah satu PAUD di Kabupaten Kudus yang telah menerapkan praktik inovatif pembelajaran yang berbasis bermain atau play based learning.

Ia mengatakan beragam kegiatan murid untuk berkebun dan berternak hingga berjualan di pasar, bermain fisik-motorik yang tradisional hingga bermain drama dengan panggung mini. Hal itu, bertujuan untuk membantu murid mengeksplorasi lingkungan selain juga mengembangkan keinginan tahunan serta meningkatkan beragam keterampilan.

“Guru kami juga sudah mampu melakukan penelitian yang membuktikan bahwa di PAUD kami berbasis bermain dengan permainan lokal dan bahan sederhana dapat mengembangkan keterampilan abad 21,” jelasnya.

Lebih lanjut, sekolah tersebut sebenarnya sudah beroperasi sejak lama, tepatnya lebih dari tiga dasawarsa dan baru berkembang pesat selama 2,5 tahun terakhir. Oleh karena itu, dia berharap dapat mengembangkan inovasi dan kompetensi murid dan guru dengan fokus pembelajaran berbasis bermain.

Suarabaru.id/Tm