blank
Para pemuda menandatangani kesepakatan untuk menjadi pengawas partisipatif dalam pemilukada tahun mendatang. (Foto : Hana Eswe).

GROBOGAN – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Grobogan mengadakan program baru. Setelah sebelumnya dilakukan sosialisasi pengawasan partisipatif yang diselenggarakan di beberapa kecamatan di Kabupaten Grobogan, Bawaslu mengadakan kegiatan baru berupa Sekolah Kader Pengawasan.

Dalam program baru ini, Bawaslu Grobogan menggandeng sejumlah pemuda masuk dan menjadi bagian dalam program baru ini. Menurut Ketua Bawaslu Grobogan, Fitria Nita Witanti, pihaknya mengajak pemuda agar peduli terhadap pentingnya pengawasan pemilu demi tegaknya demokrasi.

“Beberapa waktu lalu kita mengadakan kegiatan sosialisasi pengawasan partisipatif. Salah satunya juga menggandeng pemuda dengan tema Tegaknya Demokrasi di Tangan Pemuda. Kami melihat pemuda itu adalah agent of change atau agen perubahan. Mereka dapat berpikir kritis dan punya sikap yang idealis’’.

‘’Ketika menggandeng pemuda, mereka lebih sigap, cepat, tangkas dalam melaporkan dugaan penyimpangan pada saat Pemilukada kepada Bawaslu. Hal itu juga diteruskan pada Sekolah Kader Pengawasan,” ujar Fitria, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (19/11).

Dalam sekolah kader pengawasan ini, Bawaslu Grobogan menggandeng kader pengawas dari Penawangan, Tri Agus Utomo. Dimana, Tomo, panggilan  akrabnya, merupakan kader pengawas yang lolos seleksi Bawaslu Provinsi 2019 dan berhak disekolahkan di Bogor selama dua pekan.

“Harapannya nanti terjalin sinergitas antara Bawaslu dengan kepemudaan. Seperti yang sudah terjalin beberapa waktu lalu yakni pada saat sosialisasi dengan PMII, IMM, KAHMI, Pramuka, mahasiswa, pemilih milenial dari sekolah, karang taruna, FKG (Forum Komunitas Grobogan), FKMD (Forum Koordinasi Mahasiswa Grobogan)’’.

‘’Untuk sekolah kader pengawasan sendiri pelaksanannya tinggal menunggu teknis karena masih ada sarana dan prasarana yang harus dilengkapi lebih dulu,” ujar perempuan asli Kulonprogo, DIY.

blank
Ketua Bawaslu Grobogan, Fitria Nita Witanti mengungkapkan para pemuda adalah agent of change yang bersikap kritis dan idealis. (Foto : Hana Eswe)

Tolak Money Politics

Di waktu yang sama, Tri Agus Utomo juga memaparkan, selama menjadi kader pengawas dirinya bertugas menjadi partisipan untuk membantu Bawaslu. Pria yang berdomisili di Desa Pengkol, Kecamatan Penawangan ini menjelaskan, banyak manfaat yang dapat diterima saat menjadi kader pengawas ini yaitu mendapatkan wawasan seputar pemilu, baik tentang mekanisme dan cara pengawasan pemilu.

“Budaya money politics yang berkembang saat ini menjadi tantangan bagi kami para kader pengawas untuk mendidik masyarakat agar dengan tegas menolak money politics.Politik uang kerap menjadi konflik dan karena itu, tingkat partisipasi masyarakat harus ditingkatkan’’.

‘’Bukan hanya di Kabupaten Grobogan saja, masyarakat dari wilayah lain juga harus sadar agar mencegah adanya konflik politik uang selama tahapan pemilu berlangsung,” ungkap Tomo.

Suarabaru.id/Hana Eswe.