blank
Para legenda bulutangkis yang tergabung dalam tim pencari bakat berfoto bersama peserta audisi. foto:PB Djarum/Suarabaru.id

KUDUS – Sebanyak 317 pebulutangkis cilik memastikan lolos dari tahap screening Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis 2019 di Kudus, Minggu (17/11) petang.  Mereka mampu menyingkirkan pesaing-pesaingnya untuk terus menjalani tahap seleksi yang lebih ketat.

Proses screening merupakan tahap awal dari proses Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis 2019 yang digelar GOR Djarum, Jati, Kudus. Total ada 831 atlet cilik yang terdaftar untuk menjajal peruntungannya untuk bisa bergabung dengan PB Djarum, klub bulutangkis terkemuka di tanah air.

Dari total 317 peserta yang lolos screening, terdiri dari 116 peserta di kelompok usia U11 Putra, 30 peserta (U11 Putri), 128 peserta (U13 Putra), dan 43 peserta (U13 Putri).

“Senin (18/11), mereka yang lolos screening akan kembali bertarung di Tahap Turnamen yang menggunakan sistem gugur. Mereka akan menunjukkan bakat terbaik mereka guna menjaga peluang meraih Super Tiket menuju tahap Final Audisi di Kudus pada 20-22 November 2019,”kata tim pelatih PB Djarum, Fung Permadi.

Audisi Umum Kudus pada 17-19 November merupakan gelaran pamungkas pada tahun ini, diikuti 831 atlet muda yang datang dari 27 provinsi di Tanah Air. Kabupaten Kudus tercatat sebagai pemasok peserta terbanyak dengan 121 atlet, disusul Kabupaten Pati (112), Kota Semarang (81), Kabupaten Demak (69), dan Kabupaten Batang (15), yang melengkapi lima teratas. Pasokan peserta terbanyak dari luar Pulau Jawa datang dari Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, dengan 10 atlet muda belia.

Tak hanya dari Indonesia, empat bibit bulutangkis datang dari Kuala Lumpur, Malaysia. Duo kakak-adik Bryan Utama Rasyad dan Aryan Utama Rasyad serta Octavandiaz Windhito Purnomo berada di kategori U-11 putra, sementara Mohammad Rinaldi di kategori U-13 putra. Empat warga negara Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di negeri jiran tersebut, berjuang guna meraih beasiswa bulutangkis di kota terakhir gelaran Audisi Umum 2019.

Di hari pertama Audisi Umum Kudus digelar Tahap Screening dimana sebanyak ratusan peserta bertanding berdasarkan kategori usia masing-masing, dalam durasi sekitar sepuluh menit. Selama waktu pertandingan yang digelar di 12 lapangan tersebut, Tim Pencari Bakat yang dipimpin oleh Christian Hadinata, melakukan seleksi peserta yang berhak melaju ke Tahap Turnamen.

Baca : Tan Joe Hok; Audisi Bulutangkis Jangan Diganggu

Selain Christian, Tim Pencari Bakat di Audisi Umum Kudus ini terdiri dari para legenda bulutangkis Indonesia serta tim pelatih PB Djarum, yakni Tan Joe Hok, Liem Swie King, Kartono,Herjanto Saputra, Eddy Kurniawan, Lius Pongoh, Basri Yusuf, Richard Mainaky, Rionny Mainaky, Aryono Miranat, Eddy Hartono, Fung Permadi, Antonius B Ariantho, Denny Kantono, Hariyanto Arbi, Yuni Kartika, Liliyana Natsir, Fran Kurniawan, Ronald Sanduan, dan Komala Dewi.

“Di Kudus ini Tim Pencari Bakat lebih banyak lagi menjaring bibit-bibit potensial, terutama di sektor putri. Kita menatap pada jangka panjang agar muncul lagi pebulutangkis-pebulutangkis putri penerus perjuangan para pahlawan putri Indonesia di gelanggang bulutangkis,” jelas legenda bulutangkis tanah air yang selama mengikuti Thomas Cup, tidak pernah kalah.

Sementara, legenda bulutangkis lainnya, Tan Joe Hok yang ikut turun langsung di pencarian bakat bulutangkis di Kota Kudus ini, mengacungi jempol konsistensi Bakti Olahraga Djarum Foundation dalam penjaringan bibit-bibit bulutangkis nasional.

“Audisi Umum ini perlu dukungan penuh oleh semua lapisan masyarakat. Dari sekian banyak bibit, satu persen saja yang berhasil menjadi top of the top, tak hanya saya tapi seluruh masyarakat Indonesia akan bangga,” jelas pria yang tercatat sebagai orang Indonesia pertama yang meraih gelar All England.

Suarabaru.id/Tm