blank
Legenda bulutangkis Indonesia Tan Joe Hok akan menjadi salah satu tim pencari bakat dalam audisi umum beasiswa bulutangkis 2019. foto:Suarabaru.id

KUDUS – Program Director Bhakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin menegaskan komitmen PB Djarum untuk terus membina bulutangkis tanah air. Selama masih diberikan ruang, PB Djarum tetap akan menggelar audisi bulutangkis yang muaranya mencetak para juara.

Hal tersebut ditegaskan Yoppy dalam press conference  ‘Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis 2019’ yang  digelar di GOR Bulutangkis Djarum Jati, Sabtu (16/11).  “Asalkan diberikan ruang yang tidak sempit, PB Djarum akan terus menggelar audisi,”kata Yoppy.

Pernyataan Yoppy tersebut disampaikan menyinggung keberlangsungan audisi bulutangkis PB Djarum setelah adanya polemik yang dimunculkan KPAI beberapa waktu lalu.

Menurut Yoppy, proses audisi bulutangkis memberikan kesempatan pada bibit-bibit berkualitas yang tidak memiliki biaya untuk ikut turnamen.  Sebab, masih banyak pemain muda berbakat yang belum terlacak radar pencari bakat ataupun klub lantaran tidak pernah ikut turnamen karena ketiadaan biaya.

“Nah, audisi ini memberi kesempatan bagi mereka agar bisa terpantau,”tandasnya.

Di sisi lain, kata Yoppy, audisi juga semakin menghidupkan ekosistem bulutangkis yang positif. Dengan audisi, sponsor akan semakin banyak yang tertarik yang pada akhirnya menjadi sumber pendapatan para atlet.

Sementara, legenda bulutangkis Tan Joe Hok mengatakan bulutangkis Indonesia sangat berhutang pada PB Djarum. Tan Joe Hok meminta agar proses pembinaan yang selama ini dilakukan PB Djarum jangan sampai diganggu. “Mencari calon juara itu ibarat mencari sekarat berlian dari berton-ton tanah. Artinya sangat sulit sekali,”kata mantan juara All England tersebut.

Menurutnya, pembinaan harus terus dilanjutkan mengingat saat ini peta persaingan bulutangkis dunia sudah sangat berimbang. “Dulu Korea, Jepang, bahkan Tiongkok belajar ke kita. Sekarang justru kita yang digebuk,”tambah Joe Hok.

Senada juga disampaikan mantan juara dunia Hariyanto Arbi. Legenda bulutangkis asli Kudus ini mengatakan untuk menjadi juara memang dibutuhkan kerja keras dari seorang atlet. Kedisplinan, kegigihan dan semangat  tak mau mengalah harus dimiliki oleh para atlet. “Dan didikan seperti itu saya peroleh saat di PB Djarum,”tandasnya.

blank
Para tim pencari bakat yang akan menyeleksi peserta audisi bulutangkis di Kudus. foto:Suarabaru.id

Audisi terakhir

Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis 2019 Kudus merupakan seri audisi terakhir tahun ini. Seri sebelumnya, audisi digelar di Bandung, Purwokerto, Surabaya dan Solo Raya.

Jumlah peserta yang melakukan registrasi ulang di Audisi Umum Kudus ini diprediksi lebih dari 900 peserta. Berbeda dengan tahun lalu, Audisi Umum 2019 difokuskan pada dua kelompok usia, U-11 (di bawah usia 11 tahun) dan U-13 (di bawah usia 13 tahun), baik putra dan putri. Dengan fokus pada dua kategori ini, PB Djarum berharap bisa secara maksimal mengasah bakat dan mental para atlet sejak dini.

Yoppy, yang juga Ketua PB Djarum, berpesan kepada seluruh peserta untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya, agar dapat lolos ke babak Final Audisi Umum. Menurut rencana, Final Audisi Umum kembali digelar di GOR Djarum, Jati, pada Rabu, 20 November 2019 hingga Jum`at, 22 November 2019.

“Kami berharap para pebulutangkis muda yang berlaga di Kudus dapat mengerahkan kemampuan terbaiknya sehingga dapat melaju ke babak Final Audisi Umum. Disamping itu, kami dari PB Djarum juga akan mengerahkan kemampuan terbaik dalam memilah bakat-bakat isitimewa para peserta dengan menerjunkan Tim Pencari Bakat yang merupakan kombinasi legenda bulutangkis dunia dan juga pelatih PB Djarum,” ujar Yoppy.

Untuk Audisi Umum Kudus, formasi Tim Pencari Bakat diketuai legenda bulutangkis Indonesia, Christian Hadinata. Selain itu, terdapat nama-nama legenda dan pelatih PB Djarum, yakni Tan Joe Hok, Liem Swie King, Kartono,Herjanto Saputra, Eddy Kurniawan, Lius Pongoh, Basri Yusuf, Richard Mainaky, Rionnny Mainaky, Aryono Miranat, Eddy Hartono, Fung Permadi, Antonius B Ariantho, Denny Kantono, Hariyanto Arbi, Yuni Kartika, Liliyana Natsir, Fran Kurniawan, Ronald Sanduan, dan Komala Dewi.

Manager Tim PB Djarum Fung Permadi menuturkan, dengan banyaknya peserta pada Audisi Umum Kudus tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Tim Pencari Bakat. Keberagaman kota asal, karakter, dan skill permainan, yang dimiliki bibit-bibit pebulutangkis ini, menjadi fokus tersendiri untuk mengkurasi bibit-bibit terbaik dari yang terbaik.

“Dengan tingginya animo peserta di Audisi Kudus, Tim Pencari Bakat akan dituntut lebih jeli melihat bakat dan potensi para peserta Audisi Umum di Kudus. Sehingga kami berharap dapat menemukan bakat-bakat istimewa yang kelak bisa kami asah di PB Djarum dan menjadi juara masa depan bagi Indonesia,” tutur Fung.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, hari pertama Audisi Umum dimulai dengan Tahap Screening, di mana tiap-tiap peserta akan dinilai kemampuan, bakat dan tekniknya di atas lapangan oleh Tim Pencari Bakat. Setelah lolos Tahap Screening, para peserta kemudian masuk di fase turnamen dengan sistem gugur guna memperebutkan Super Tiket untuk berlaga di babak Final Audisi Umum yang akan digelar pada 20-22  November mendatang.

Suarabaru.id/Tm