blank
KERETA MURAH: Kereta Api Kalijaga jurusan Semarang -Solo PP sangat diminati masyarakat karena harga murah dan nyaman. (suarabaru.id/lbc)

SOLO, SUARABARU.ID – Kereta Api Kalijaga yang melayani rute Stasiun Poncol Semarang – Stasiun Balapan Solo (PP) diinformasikan akan berhenti beroperasi per 1 Desember 2019. Rencana tersebut tentu cukup memberatkan bagi para penumpang yang sudah terbiasa menaiki KA Kalijaga dengan harga Rp10 ribu sekali jalan.

Kereta ini menjadi pilihan utama masyarakat dari Solo ke Semarang atau sebaliknya karena memiliki harga yang sangat murah disebabkan mendapat subsidi dari pemerintah.

Dari pantauan Suarabaru.id di Stasiun Balapan, KA Kalijaga tiba dari Semarang tepat waktu atau sesuai jadwal pukul 11.44 WIB. Kereta tersebut disesaki penumpang dan sangat nyaman dengan fasilitas yang diberikan ke penumpang.

blank
HARGA MURAH: Seorang penumpang KA Kalijaga jurusan Semarang – Solo menunjukkan tiket elektronik saat turun di Stasiun Balapan Solo. Jurusan Semarang – Solo PP, tiket dihargai Rp 10 ribu yang dinilai cukup murah bagi masyarakat. (suarabaru.id/lbc)

Rahma Fatmawati (21) warga Layur, Semarang Utara menjadi salah satu pelanggan setia KA Kalijaga. Dia bersama rekannya warga Bangetayu, Kecamatan Genuk, sering memanfaatkan kereta tersebut untuk sekadar jalan-jalan ke Kota Solo.

“Tarifnya sangat terjangkau dan keretanya sangat nyaman, serta bersih. Jarak tempuh dari Poncol ke Balapan sekitar 2,5 jam. Saya bersama teman-teman sangat sering naik Kalijaga,” ucapnya.

Dia lebih memilih KA Kalijaga daripada Joglosemarkerto yang relatif  lebih mahal, yakni Rp50 ribu. “Kalau untuk mahasiswa seperti saya ini, ya lebih memilih Kalijaga. Seandainya nanti berhenti operasi, saya berharap kereta pengganti harganya tidak terlalu mahal,” terangnya.

Hal senada disampaikan Sobari Raharjo (45) salah seorang pelanggan setia KA Kalijaga sejak pertama kali beroperasi. Pedagang batik di Pasar Klewer ini memgatakan, setiap membawa barang dagangan memang menggunakan kereta api ini.

“Saya biasanya naik dari Stasiun Tawang ke Solo untuk kulakan batik di Pasar Klewer. Daripada naik bus, lebih nyaman naik kereta, durasinya hanya 2,5 jam, beda kalau naik bus sekitar 3 jam,” terangnya.

Dia menginginkan, pemerintah tetap memikirkan moda transportasi murah untuk masyarakat, terutama kereta api yang sudah menjadi primadona warga. “Kalau bisa jangan berhenti beroperasi, kalaupun terpaksa berhenti, ya diganti kereta yang harganya bisa dijangkau semua kalangan,” tuturnya.

blank
NYAMAN: Tempat duduk KA Kalijaga yang sangat nyaman dengan harga Rp10 ribu. (suarabaru.id/lbc)

Kepala Stasiun Solo Balapan, Suharyanto membenarkan adanya informasi berhentinya operasi KA Kalijaga. Namun dia enggan menjelaskan secara detail alasan penghentian operasional kereta api ini.

“Langsung ke Daop (PT KAI Daop VI Yogyakarta-Red). Yang jelas semua program KA dikomersialkan,” ungkapnya.

Dikonfirmasi terpisah melalui sambungan telepon, Humas Daop VI Yogyakarta, Eko Budianto belum mengetahui wacana tersebut. Dia mengatakan KA Kalijaga merupakan kereta api subsidi dan statusnya penugasan dari pemerintah pusat

“Jadi sistemnya pakai kontrak, sampai kapan kontraknya habis belum tahu. Kalau nanti diperpanjang, kontraknya diperbaharui lagi. Intinya kita manut dengan pemerintah saja,” jelasnya.

Suarabaru.id/LBC