blank
Aksi salah satu dari 31 grup seni barong Blora di Festibal Barongan V tampil penuh semangat, atraktif, dan diiringi oleh penari latar dari para wanita cantik. (Foto : SB/Hms-Setbla).

BLORA – Pemkab Blora melalui Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar), Sabtu (9/11/2019), kembali menggelar event Festival Barongan, dengan durasi waktu pagi hingga berakhir tengah malam.

Festival Barongan yang dibuka pada Sabtu (9/11/2019), diramaikan juga dengan kegiatan pameran aneka barongan karya seniman barong Blora, parade (arak-arakan) barongan, dan pagelaran seni barongan.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) setempat, H. Slamet Pamudji, menjelaskan parade barongan kali ini diikuti 31 tim atau paguyuban seni barongan di kabupaten penghasil kayu jati.

“Di sepanjang rute, masing-masing grup menampilkan atraksi untuk menghibur masyarakat,” jelas Slamet Pamudji.

Menurut Mumuk, panggilan familier Slamet Pamudji, digelarnya festival barongan ini sebagai wujud nyata dukungan  Pemkab dalam melestarikan kesenian daerah, dan meningkatkan rasa cinta kepada seni budaya leluhur (lokal).

“Festival ini untuk tujuan menarik wisata budaya di Kabupaten Blora, sekaligus wadah silahturahmi para seniman barongan,” beber Mumuk.

Baca juga: Saat Frank Lampard Mengharu-“Biru”…

Pantauan di sepanjang rute festival, ribuan masyarakat memadati bundaran alun-alun, jalan protokol utama (jalan Pemuda), hingga Tugu Pancasila, dan berakhir di jalan A. Yani, Kota Blora.

blank
Sebagian dari peragaan pameran aneka barongan yang dibuat oleh para seniman Blora. (Foto : SB/Wahono)

Tarik Wisatawan

Ajang pameran yang menampilkan beragam topeng barongan Blora jaman kuna,  dan zaman modern, juga menarik perhatian pengunjung mulai anak-anak, remaja, pemuda, dan orang tua.

Hadir di fetival tahunan itu, Wakil Bupati H. Arief Rohman, jajaran Forkopimda, Sekda Komang Gede Irawadi, para OPD, tokoh masyarakat, perwakilan seniman, dan undangan.

Pimpinan paguyuban Seni Barongan Blora “Kumara Krida Mustika” Indra Bagus Kurniawan, dari Dukuh Triteh, Desa Tambahrejo, Kecamatan Tunjungan mengaku banggan bisa ikut tampil di Festival Barongan Blora 2019.

Wakil Bupati, Arief Rohman, mengaku senang dengan perkembangan seni budaya khas Blora ini, seni warisan leluhur yang terjaga kelestariannya secara turun temurun.

“Kami bangga, iya ini bangga dengan semangat luar biasa dalam melestarikan seni Barongan Blora,” ungkapnya.

Arief berharap, dengan Festival Barongan ini identitas Blora sebagai Kota Barongan semakin kuat, dan festival seperti ini akan kita teruskan sebagai agenda tahunan, tahun ini sudah tahun kelima.

“Pemkab bertekat, dan berharap festival seni budaya seperti ini terus ditingkatkan untuk mendukung industri pariwisata di Kabupaten Blora,” katanya.

blank
Salah satu grup seni barong tampil rancak, penuh semangat, dan kompak sepanjang rute festival alun-alun hingga jalan A. Yani, Kota Blora. (Foto : SB/Hms-Setbla)

Adapun agenda Festival Barongan, setelah parade usai malam ini mulai pukul  19.00 WIB, dilanjutkan pentas pagelaran barongan yang digeber Stadium Seni Budaya Taman Tirtonadi.

Acara dimeriahkan dengan penampilan grup kesenian Topeng Ireng dari Boyolali, grup kesenian Barongan Samin Edan dari Unnes Semarang ditutup penampilan grup Barongan Risang Guntur Seto dari Kelurahan Kunden, Blora.

Baca Juga: Santet- ‘Mesisan Benthet’

Perlu iketahui, seni barongan bagi masyarakat Blora merupakan seni pertunjukan tradisional yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu, diyaskioni merupakan sosok jelmaan Gembong Amijoyo, harimau penjaga alas jati wengker (hutan jati).
Kesenian barongan, dahulu hanya dipakai untuk acara adat seperti tradisi ruwatan, tolak bala, sedekah bumi, dan lamporan. Namun kini sudah berkembang menjadi seni pertunjukan rakyat.

Di kabupaten paling timur di Provinsi Jawa Tengah ini, tiap desa dan kelurahan memiliki grup kesenian barongan, bahkan dalam satu desa ada dua sampai tiga grup, sehingga jumlahnya lebih dari 300 grup (paguyuban) seni barong.

Surabaru.id/Wahono