blank
Sejumlah santri PP Miftakhul Huda Siwatu Bumiroso Watumalang Wonosobo tengah mengikuti prosesi khataman hafalan Alquran 30 juz dalam sebulan di Aula Al-a’la Unsiq Jawa Tengah di Kalibeber Mojotengah. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

WONOSOBO–Sejumlah 9 santri Pondok Pesantren (PP) Miftakhul Huda Siwatu Desa Bumireso Kecamatan Watumalang Wonosobo berhasil menghatamkan hafalan Alquran 30 juz dalam waktu hanya satu bulan. Setiap hari mereka mampu menghafalkan satu juz.

Ke-9 santri tersebut yakni Maula Solahudin (Wonosobo), Mustofa (Purwodadi), Akbar Maulana, Faiq Muzakki (Demak), Ahmad Naf’an (Sragen), Deva Zahra (Lampung), Sri Hidayati, Mu’izzaturrohmah (Palembang) dan Zahra (Bekasi).

Guna mensyukuri keberhasilan tersebut, sembilan santri melakukan khataman Alquran di Aula Al-a’la Unsiq, Senin (4/10). Khataman dihadiri Ma’mun Al-Qurthuby Alh dan Yadi Iryadi Alh (Yayasan Karantina Tahfid Al Qur’an Nasional Kuningan Jawa Barat).

Pengasuh PP Miftahul Huda Siwatu, Yulia Sri Latifah, Rabu (6/11) mengatakan, program tahfidz 30 juz Alquran sebulan merupakan hasil kerjasama pihaknya dengan Yayasan Karantina Tahfidz Al-Qur’an Nasional di Manis Kidul Jalaksana Kuningan Jawa Barat.

“Program ini sudah berjalan sejak 2016 yang lalu dan sampai saat ini sudah melahirkan ratusan hafidz dan hafidzoh dari berbagai daerah di nusantara. Selama mengikuti program tahfidz santri wajib mengikuti karantina di PP Miftakhul Huda Siwatu,” katanya.

Menurut Yulia, setiap hari santri melakukan setoran kepada ustadz dan ustadzah yang menjadi membimbing. Satu santri rata-rata dapat menghafal satu sampai dua juz dalam sehari sehingga sebulan para santri sudah hafal 30 juz Alquran.

blank
Tiga santri yang telah menghafalkan 30 juz Alquran diuji hafalannya oleh pengasuh PP Miftakhul Huda Siwatu Bumiroso Watumalang. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

Metode Yadain

“Dalam satu hari santri ditarget hafal satu juz sehingga dalam satu bulan bisa hafal dan khatam hingga 30 juz. Hafalan menggunakan metode yadain, yakni menghafal ayat, terjemah dan nomor ayat dengan visualisasi”, ujar Yulia.

Jika dalam waktu satu bulan, tambahnya, santri tidak mampu menghafalkan Alquran 30 juz akan dilanjutkan pada angkatan berikutnya. Namun dari peserta yang ada dalam satu bulan minimal peserta bisa menghafal sampai 20 juz Alquran.

“Selain mendapat predikat sebagai hafidz dan hafidzoh, peserta yang sudah hafal Alquran akan mendapat sertifikat sebagai penghafal Alquran. Setiap santri yang sudah khatam menghafalkan Alquran diminta untuk bisa memelihara hafalannya,” kata dia.

Yulia menyebut penghafal Alquran tergolong insan mulia. Ada beberapa keistimewaan sebagai hafidz yakni menjadi keluarga Alloh, termasuk manusia terbaik di hadapan Allah, berhak menjadi pemimpin umat, ditinggikan derajatnya di surga dan sebagai pewaris ilmu.

“Selain itu, penghafal Alquran juga diangkat derajatnya, mendapat ketenangan, rahmat, naungan malaikat dan dibanggakan Allah SWT. Bisa pula mendapat penghargaan dari Nabi, meraih nikmat kenabian,” tegasnya.

Para hafidz dan hafidzoh, kata Yulia, juga bisa disejajarkan dengan para malaikat, mendapat syafaat di hari kiamat, meraih pahala yang melimpah dan berhak mempersembahkan mahkota pada kedua orang tuanya. Setiap saat pihaknya bisa menerima santri baru.

“Saat ini yang sedang melakukan karantina sekitar 250 santri dari berbagai daerah bahkan ada santri yang berasal dari Aceh. Salah satu santri asal Lampung, Deva Rahma Azahra berhasil menghafal Alquran 30 juz dalam waktu 35 hari.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka