blank
Anak- anak bergambar bersama memegang hasil karyanya mainan dari kertas (hm)

SEMARANG (SB.id)– Menjelang peringatan Hari Anak dunia tgl 20 November,  Yayasan Anantaka bersama dengan Forum Anak Kelurahan Kemijen dan beberapa stakeholder seperti Jaringan Perlindungan Perempuan dan Anak Kelurahan Kemijen, LPMK Kelurahan Kemijen, PKK Kelurahan Kemijen, LRC KJHAM, Sineroom dan Radio Imelda mengawali  kegiatan  dengan tema “Saatnya Kita Beraksi”. Tema ini diambil untuk menunjukkan bahwa sudah saatnya anak-anak  menjadi subjek, bukan hanya sebagai objek.

Anak-anak  diberikan kepercayaan bahwa mereka bisa  berkontribusi positip dalam kehidupan dirinya dan  lingkungannya.

Rangkaian acara  digelar  mulai dari workshop boneka kertas, screening film, sosialisasi tentang penggunaan media digital dengan baik, talkshow radio, dan panggung ekpresi..

Workshop boneka kertas digelar kemarin  di Kelurahan Kemijen,  diikuti oleh 30 anak . Anak-anak sangat antusias  membuat boneka kertas, mereka bebas mengekpresikan apa yang ada dalam pikirannya dan diwujudkan dalam karya boneka. Kegiatan ini dipandu oleh Eng Unyil dan Death Sugar .

“Boneka kertas yang dibuat anak-anak dibebaskan bentuknya, mereka bebas untuk membuat sesuai dengan apa yang mereka inginkan. “Ini adalah salah satu media untuk mengekpresikan diri” kata Eng Unyil

Kegiatan Awal

Direktur Yayasan Anantaka Tsaniatus Solihah mengatakan “Workshop Boneka Kertas ini adalah kegiatan awal atau pembuka dari rangkaian peringatan Hari Anak dunia. Kali ini diharapkan bisa memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang pentingnya memberikan ruang ekpresi buat anak-anak dan memberikan kesempatan  agar menjadi subyek dan berperan dalam segala hal”. Rangkaian kegiatan yang digelar adalah hasil assesmen dari forum anak Kelurahan Kemijen tentang situasi anak-anak di wilayah itu yang kemudian diterjemahkan dalam kegiatan.

Hari anak sedunia atau biasa disebut juga dengan Hari Anak Universal diperingati setiap tanggal 20 November, untuk merayakan dan mempromosikan kesejahteraan anak-anak di seluruh dunia. Tujuannya adalah  menghargai, menghormati hak-hak yang harus diterima oleh  anak. Hari anak sedunia  ditetapkan oleh PBB pada tahun 1954. Peringatan kali ini  tepat 30 tahun lahirnya Konvensi Hak Anak.

Pemerintah Kota Semarang telah memberikan pemenuhan hak anak  ditandai dengan diterimanya penghargaan Kota Layak Anak predikat Nindya. Ini menunjukkan  Kota Semarang serius  memberikan pemenuhan hak anak.

Masih adanya anak yang belum mendapatkan akte kelahiran,  masih mendapatkan kekerasan baik di rumah ataupun di sekolah, anak-anak yang belum mempunyai ruang  cukup untuk berpatisipasi, menunjukkan  masih perlu ditingkatkan program dalam pemenuhan hak anak.

(Suarabaru.id/humaini)