blank
DITABUH: Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mulai membunyikan dua gamelan keramat, Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari di halaman Masjid Agung kompleks Keraton Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (2/11). (suarabaru.id/lbc)

SOLO, SUARABARU.ID – Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mulai membunyikan dua gamelan keramat, Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari di halaman Masjid Agung kompleks Keraton Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (2/11).

Ditabuhnya dau gamelan pusaka tersebut menandai dimulainya acara adat ritual sekaten atau sebagai rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw.

Acara yang mendapatkan perhatian warga Solo tersebut sebelum ditabuh, puluhan abdi dalem membawa sepasang gamelan dari tempat penyimpan Langen Katong ke halaman Masjid Agung, yang berjarak sekitar 500 meter.

Seperangkat gamelan Kiai Guntur Sari kemudian diletakkan di bangsal selatan bernama Pradonggo, adapun Kiai Guntur Madu bangsal utara atau disebut bangsal Pragonggo.

blank

KRT Penghulu Tafsir Anom, Pujodipuro mengatakan, sekaten merupakan tata cara dan upacara dalam memperingati Maulid Nabi. Acara ini merupakan budaya asli keraton sejak zaman dahulu dan dilestarikan hingga era milenial saat ini.

Dia menuturkan, dua gamelan menjadi alat syiar agama Islam kala itu dan para penabuh gamelan mengikuti prosesi pembacaan ayat suci Alquran yang dipimpin para ulama keraton. Salah satu kerabat yang diutus raja, kemudian membacakan sejarah singkat sekaten atau Maulid Nabi Muhammad SAW.

“Gamelan Kiai Guntur Madu mendapatkan giliran pertama ditabuh, kemudian dilanjutkan gamelan Kiai Guntur Sari. Dua gamelan pusaka ini akan terus ditabuh selama sepekan hingga tanggal 9 November mendatang. Gamelan pusaka akan berhenti ditabuh menjelang waktu salat dan tiap malam Jumat,” jelasnya.

“Puncak acara Sekaten kita ditutup dengan Gerebeg Maulud atau berebut dua gunungan hasil bumi pada Sabtu pekan depan,” ucap dia.

Suarabaru.id/LBC