blank
Bendung karet kembang kempis (mbangpis) Kalijajar sepanjang enam meter di Dero Bonang yang mengalami kerusakan. Foto: Kusfitria Marsyasih

DEMAK- Ribuan pelanggan PDAM Demak mengalami krisis air bersih dalam sepekan terakhir ini, menyusul  tersendatnya pasokan air ke rumah mereka. Warga pun banyak yang mengeluhkan kondisi ini, karena mengganggu aktivitasnya, terutama untuk memenuhi kebutuhan MCK sehari harinya.

“Sudah seminggu lebih air pamnya (air PDAM) susah. Yang paling parah dua hari ini, tidak bisa mandi, apalagi mencuci. Kalau buang hajat juga harus ke kali. Kalau untuk masak dan minum terpaksa beli,” keluh Kusno warga Desa Karangsari.

Keluhan yang sama juga dirasakan oleh Sapto warga Desa Mangunjiwan Demak, seminggu lebih dia dipusingkan dengan persoalan tersendatnya air PDAM. Padahal untuk memenuhi kebutuhan air bersih ia hanya mengandalkan dari air PDAM yang mengalir ke rumahnya.

“Saya tidak punya sumur, selama ini ya dari air PDAM. Sekarang  tidak ada air bersih ya pusing. Mosok, mandi saja numpang di SPBU,” keluhnya.

Direktur PDAM Demak  Qumarul Huda mengatakan, sebanyak 41.000 pelanggan PDAM terancam krisis air bersih. Krisis ini muncul menyusul sobeknya bendung karet kembang kempis (mbangpis) Kalijajar sepanjang enam meter di Dero Bonang, pada Selasa (22/10) petang.

Tersendatnya distribusi air PDAM juga pengaruh minimnya ketersediaan air baku PDAM, akibat aliran Sungai Jajar yang mestinya pada kemarau hanya diperuntukkan kebutuhan konsumsi rumah tangga, namun digunakan pula oleh petani-petani bawang merah.

“Kami mohon maaf kepada semua pelanggan. Di satu sisi air tak dapat diolah karena tercemari air laut pascasobeknya bendung mbangpis Dero. Di sisi lain air baku Kalijajar diambil pula untuk mengairi tanaman bawang merah sehingga mengurangi air baku untuk diolah (produksi),” kata Qumarul Huda, Kamis (24/10/2019).

Ribuan pelanggan PDAM Demak yang terancam krisis air yakni,  di wilayah Bonang  sebanyak 4.000 sambungan rumah (SR) dan Wedung 10.000 SR. Sementara sisanya masuk wilayah Demak Barat 14.000 SR, Demak Timur 8.000 SR dan Wonosalam 4.900 SR.

Mengenai penghentian produksi air untuk pelanggan Bonang dan Wedung, sambung Huda , belum diketahui hingga kapan. Sebab mulainya produksi tergantung pada BBWS Pemali Juwana yang memiliki kewenangan memperbaiki maupun pemeliharaan Bendung Mbangpis.

Sedangkan terkait pelanggan wilayah Demak Barat, Timur dan Wonosalam, demi memgamankan air baku dan hasil panen bawang merah petani, diharapkan  ada penambahan gelontoran air dari Bendung Gelapan Rawapening oleh BBWS sebanyak 2.735,5 liter per detik.

“Sementara ini, PDAM tetap berupaya memenuhi kehutuhan air bersih pelanggan melalui dropping air bersih. Meski sifatnya tidak bisa menyeluruh dan berdasar skala prioritas,” tutup Huda.

Suarabaru.id/Kusfitria Marstyasih